REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan tim Petronas Yamaha, Razlan Razari meyakini, MotoGP musim 2019/2020 dapat digelar setidaknya dalam 10 seri balapan. Ini demi bisa mempertimbangkan pemenang pada musim ini.
"Kami terus dipandu oleh keputusan-keputusan yang dibuat Dorna, FIM, dan IRTA dan saya rasa balapan minimal 10 seri itu masih jadi angka kredibel, menimbang situasi sekarang," kata Razari dilansir Crash.net, Sabtu (2/5).
Akibat pandemi virus corona, agenda MotoGP musim ini karut-marut. Pihak Dorna Sport sebagai penyelnggara belum dapat memastikan kapan ajang balap besi roda dua kembali berlangsung setelah GP Jerman, Belanda, dan Finlandia diputuskan batal pada 29 April lalu.
Sementara MotoGP Spanyol, Prancis, Italia, dan Catalunya sejauh ini statusnya masih ditangguhkan tanpa jadwal pengganti hingga kini. MotoGP Republik Ceska pada 9 Agustus mendatang untuk sementara ditargetkan jadi seri pembuka. Namun hal tersebut juga masih menunggu perkembangan situasi.
Salah satu wacana yang muncul terkait penyelenggaraan dan upaya menuntaskan musim ini adalah menggelar balapan di Eropa saja dengan jumlah seri yang dikurangi.
"Jika Dorna, IRTA, dan FIM mendeklarasikan kejuaraan yang dikurangi, maka kami hanya harus menerimanya. Itu masih merupakan kejuaraan, sah, dan kami harus melakukannya, apakah itu balapan lima, sepuluh, atau apa pun," sambung Razari.
Sedangkan, CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta menilai MotoGP sedang mempertimbangkan untuk memiliki dua akhir pekan balapan berturut-turut di sirkuit yang sama, yang berarti hanya lima atau enam trek yang dibutuhkan untuk menjalani 10 hingga 12 seri balapan musim 2019/2020.
Akan tetapi, dalam keadaan force majeure saat ini, tidak ada jumlah minimal perlombaan yang diperlukan untuk Kejuaraan Dunia MotoGP. "Terus terang, jika kami mendapat kesempatan untuk memulai kembali kejuaraan dunia, kami akan melakukannya. Tidak masalah berapa banyak balapan," kata Ezpeleta kepada Speedweek.