REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Pada MotoGP musim 2019, pembalap asal Spanyol, Marc Marquez, menempati peringkat keempat dalam urutan pembalap yang paling sering jatuh dan mengalami kecelakaan. Pembalap berjuluk The Baby Alien itu tercatat mengalami 14 kali kecelakaan pada MotoGP musim lalu.
Namun, sebagian besar kecelakaan itu dialami Marquez pada sesi latihan bebas dan kualifikasi. Sementara di sesi balapan, juara MotoGP dalam empat musim terakhir itu hanya satu kali terjatuh dan gagal finis, tepatnya di seri Amerika Serikat di Sirkuit of America, Austin, Texas.
Sisanya, Marquez selalu berhasil finis di dua posisi teratas podium dan mengakhiri musim sebagai yang terbaik seraya mempertahankan gelar juara MotoGP. Menilik catatan pada dua musim sebelumnya, pembalap berusia 27 tahun itu memang kerap terjatuh.
Pada 2017, Marquez terjatuh sebanyak 27 kali. Sedangkan pada 2018, penyandang nomor 93 itu terjatuh dalam 24 kesempatan.
Namun, seperti pada musim 2019, Marquez justru sukses menjadi juara pada dua musim tersebut. Strategi Marquez yang berani mengambil risiko untuk terjatuh, itu ternyata menjadi pembeda dan salah satu keunggulan Marquez dibanding pembalap lain. Strategi ini pula yang dianggap bisa membuat Marquez begitu dominan dalam empat musim terakhir MotoGP.
''Mendapatkan keseimbangan antara mengambil risiko dan imbalan dari risiko itu sangat sulit. Tanpa mengambil risiko, Anda tidak bisa mendapatkan imbalan besar. Di olahraga ini, jika Anda ingin mendapatkan imbalan lebih besar dari pesaing Anda, maka Anda harus berani mengambil risiko. Mendorong hingga batas terjauh sepertinya sudah ada dalam DNA saya,'' kata Marquez kepada DAZN seperti dikutip Crash, Selasa (5/5).
Tidak hanya itu, dengan sering terjatuh, Marquez mengaku banyak belajar dari insiden tersebut. Berdasarkan pengalaman tersebut, Marquez menyebut memiliki trik tersendiri untuk menghindari cedera parah akibat terjatuh.
''Jatuh tidak pernah menyenangkan, tapi pengalaman bisa membantu Anda. Saat hal itu terjadi, saya biasanya mengencangkan tubuh dan pundak, bersiap menerima hantaman saat terjatuh, dan menyongsong pinggir trek dengan kaki berada di atas. Anda tidak bisa berlatih untuk terjatuh, tapi Anda bisa belajar darinya,'' ujar Marquez menjelaskan.
Kendati begitu, Marquez tidak bisa sepenuhnya terus menghindar dari cedera parah akibat terjatuh. Pembalap asal Katalan, Spanyol, itu sempat terpaksa harus menjalani operasi di kedua bahunya. Marquez pun mengenang, kecelakaan parah yang sempat ia alami di Sirkuit Mugello, Italia, pada 2013 silam.
Pada saat itu, Marquez melaju dengan kecepatan 280 km/jam di trek lurus. Namun, lantaran terlambat melakukan pengeraman, ia terlempar dari trek dan nyaris menghantam dinding pembatas.
''Dalam sepersekian detik, saya memutuskan melompat dari atas motor. Beruntung, saya bisa selamat. Insiden itu benar-benar membuat saya takut dan terus membayangi saya selama akhir pekan itu. Beruntung, saya bisa melupakannya di sesi balapan,'' kata Marquez mengenang.