REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Penolakan terhadap rencana Pengeran Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, membeli saham terbesar Newcastle United kembali terdengar. Kali ini datang dari kekasih Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz.
Khashoggi adalah wartawan Saudi yang dibunuh di Konsulat Arab di Istanbul, Turki, pada 2018 lalu. Investigasi PBB mengatakan pejabat tinggi Saudi bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Selama ini Cengiz mendorong adanya penyelidikan terhadap putra mahkota itu. Belakangan, Pangeran Salman menjadi buah bibir. Melalui dana investasi publik (PIF), ia ingin mengakusisi Newcastle.
Cengiz merasa perlu menggagalkan proses bisnis yang sedang berlangsung. Ia melihat sang putra mahkota ingin membuat citra positif lewat sepak bola. Ia menuliskan surat kepada penggemar the Magpies.
Pada kata pembuka, Cengiz menyinggung peran vital pendukung dalam sejarah klub berkostum hitam-putih itu. Selanjutnya, ia menunjukkan fakta Newcastle akan diakusisi. Tentu saja dengan menggunakan dana besar. PIF menyiapkan 300 juta poundsterling agar memiliki 80 persen saham the Magpies.
"Saya tahu, banyak dari anda tergoda dengan tawaran ini untuk keluar dari situasi sulit yang melumpuhkan klub anda selama bertahun-tahun. Tapi sang putra mahkota dituduh memerintahkan pembunuhan jamal. Saya memohon anda berpikir apakah dengan menerima tawaran itu, benar-benar menjadi solusi dari keadaan klub anda?" demikian petikan surat Cengiz ditujukan untuk fan Newcastle, dikutip dari the Guardian, Kamis (14/5).
Cengiz meminta penggemar bersatu melindungi klub dan kota Newcastle. Menurutnya, langkah Salman hanya untuk melayani diri sendiri.
Cengiz mendorong semua fan the Magpies agar berperan memblokir proses akuisi ini. Masalah hak asasi manusia yang berkaitan dengan kerajaan Arab Saudi tersebut, sejatinya berada di luar parameter uji kelayakan.