Rabu 27 May 2020 23:37 WIB

Liga Italia dan Spanyol Digelar Lagi, Liga Prancis Dikritik

Bos Lyon Jean-Michel Aulas mengkritik Liga Prancis yang menghentikan kompetisi.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Presiden Olympique Lyon, Jean-Michel Aulas (kanan).
Foto: EPA-EFE/ENRIC FONTCUBERTA
Presiden Olympique Lyon, Jean-Michel Aulas (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Penyelenggara Serie A Liga Italia mengonfirmasi rencana memulai kembali kompetisi pada 13 Juni mendatang. Penikmat sepak bola Serie A pun dapat menonton pertandingan dengan sistem pembayaran per laga.

Seperti diberitakan Football Italia, Rabu (27/5), seluruh 20 klub peserta liga sudah menggelar diskusi melalui konferensi video, Selasa (26/5) waktu setempat, yang membahas rencana memulai kembali liga sejak rapat terakhir pada 13 Mei lalu.

Keputusan final terkait segala hal teknis akan diumumkan pada Jumat (29/5) besok oleh Menteri Olahraga Italia Vincenzo Spadafora, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), dan penyelenggara Serie A.

Sementara, kanal Sky Sports dan DAZN selaku pemilik hak siar mencoba langkah pembayaran per laga untuk semua penonton televisi. Kedua media massa tersebut diminta untuk melunasi biaya kontrak kepada klub setelah aliran uang sempat tertahan karena tidak adanya pertandingan.

Sikap pemangku kebijakan olahraga yang memberi isyarat lampu hijau agar pertandingan kembali digelar, tak seluruhnya seragam di negara Eropa lainnya. Prancis menjadi salah satu pihak yang melarang kompetisi olahraga, termasuk menghentikan gelaran Ligue 1.

Alhasil, Presiden Lyon Jean-Michel Aulas, mengkritik habis-habisan Pemerintah Prancis karena menolak kompetisi bergulir kembali pada 28 April lalu. Aulas memimpin kampanye protes kepada otoritas agar mengizinkan Ligue 1 diadakan kembali, namun aspirasinya gagal terwujud.

Sikap Aulas bukan tanpa alasan. Sebab, Lyon harus rela tidak akan berpentas di panggung Eropa karena hanya bertengger di posisi tujuh klasemen akhir. Ini menjadi pertama kalinya Lyon tidak berlaga di level Eropa sejak 1997. Padahal, Lyon masih memiliki kesempatan tampil di Liga Europa jika mampu mengalahkan Paris Saint-Germain (PSG) di final Coupe de la Ligue.

Aulas justru memuji langkah Spanyol dan juga Italia yang meski terdampak parah akibat virus corona, namun tetap berencana memulai kembali kompetisi dalam waktu dekat.

"Pejabat di sepak bola Spanyol (dan Prancis) sudah berbicara dengan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) selama dua bulan terakhir. Hal yang membingungkan adalah hasil rapat membuat keputusan berbeda," kata Aulas seperti dilansir Marca, Rabu (27/5).  "UEFA merilis protokol medis tapi tidak diperhatikan oleh Prancis. Ini skandal."

Pihak Lyon pun mengapresiasi Federasi Sepak Bola Spanyol karena berencana menggelar La Liga dalam waktu dekat. Dijadwalkan, kasta tertinggi sepak bola Negeri Matador akan mulai bergulir pada 8 Juni. "Javier Tebas (Presiden La Liga Spanyol) bersikap jika pembatalan kompetisi adalah mimpi buruk dan tak akan menguntungkan siapapun," ujar Aulas.

Klub-klub La Liga seperti Real Madrid, Barcelona, dan lainnya juga sudah kembali berlatih secara kelompok sejak sepekan terakhir dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. "Mereka memilih mematuhi rekomendasi UEFA, hal yang seharusnya juga diikuti Prancis," kata Aulas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement