REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia penyelenggara Olimpiade Musim Panas Tokyo memutuskan untuk meniadakan acara hitung mundur satu tahun jelang pelaksanaan ajang olahraga terakbar tersebut. Itu dilakukan untuk menghindari kerumunan orang di tengah situasi pandemi yang belum tertangani secara menyeluruh.
Olimpiade Tokyo 2020, yang ditunda hingga 2021, seharusnya diadakan bulan depan. Namun, kegiatan itu terpaksa diundur akibat wabah virus corona.
"Kami tidak dapat mengadakan acara tersebut, sementara di saat yang sama risiko infeksi masih berlanjut," tulis Reuters mengutip narasumber dari jajaran panitian yang enggan disebutkan identitasnya, Jumat (5/6).
Akibat penundaan ini, panitia berusaha untuk memotong biaya agar olimpiade bisa dilaksanakan tahun depan. Gubernur Tokyo Yuriko Koike sebelumnya mengatakan panitia sedang mencari cara untuk menyederhanakan event tersebut, meskipun sampai sekarang belum ada hasil yang diputuskan.
Pada acara hitung mundur tahun lalu, panitia mengungkap wujud medali pada upacara yang dihadiri oleh Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, diikuti dengan penyalaan jam hitung mundur di depan Stasiun Tokyo. Kini, jam hitung mundur telah diatur ulang untuk tanggal pembukaan baru yaitu pada 23 Juli 2021.
"Saya bisa mengatakan bahwa belum pernah saya melihat kota tuan rumah yang begitu siap dalam menyelanggarakan Olimpiade seperti Tokyo," kata Bach saat itu.
Virus corona SARS-CoV-2 telah menginfeksi lebih dari 6,5 juta orang dan menewaskan sekitar 386.000 di seluruh dunia. Jepang telah melaporkan sekitar 17.000 infeksi dan 900 kematian yang diketahui hingga saat ini.