REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan bek Chelsea, Michael Duberry menyesalkan dampak Rooney Rule untuk Liga Sepak Bola Inggris (EFL). Dia mendesak adanya transparansi yang lebih besar untuk peran di sepak bola. Hal ini berkaitan dengan minimnya pejabat sepak bola berkulit hitam.
"Kita perlu melihat lebih banyak orang kulit hitam di tingkat kepelatihan, lebih banyak orang kulit hitam di tingkat ruang rapat sehingga cara berpikirnya beragam," kata Dubery dilansir dari laman Sky Sports, Jumat (12/6).
Tahun lalu, EFL membuat kebijakan bahwa klub harus mewawancarai setidaknya satu kandidat kulit hitam, Asia, dan etnis minoritas ketika mencari manajer tim yang disebut dengan Rooney Rule. Namun Dubery menyebut hal tersebut belum diperkenalkan oleh Liga Primer Inggris sehingga dampak yang terasa sangat kecil.
Hanya ada pelatih kepala Wolves, Nuno Espirito Santo, yang menjadi satu-satunya manajer kulit berwarna yang bekerja di Liga Primer Inggris, sementara lima lainnya ada di tiga divisi lain di EFL. Menurut dia, Rooney Rule tidak terlalu berdampak apalagi dengan angka yang ada sekarang.
"Harus ada transparansi dalam menunjukkan pilihan mereka, wawancara, dan orang-orang yang datang untuk wawancara," tegasnya.
Menurut dia, Rooney Rule tidak hanya diterapkan pada pembentukan tim saja. Tapi juga jajaran klub. Itu karena, perseteruan yang terjadi di atas meja rapat tidak akan terdengar di bagian akar rumput.
"Hal yang sama harus berlaku di bagian atas. Ruang dewan harus terisi lebih beragam dan keputusan akan sedikit berbeda. Pada saat cara berpikirnya sama, baik olahraga atau bisnis, anda perlu keragaman untuk mengubah cara orang melihat sesuatu dan akan ada rasa kesetaraan," katanya.