Senin 15 Jun 2020 05:44 WIB

Kembalinya Judi dan Liga Inggris

Asosiasi Gordon Moddy menyebut angka layanan meningkat selama lockdown.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Agung Sasongko
judi Online (ilustrasi)
Foto: ABC News
judi Online (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON  --  Bergulirnya Liga Primer Inggris setelah tiga bulan terhenti karena pandemi korona, disambut dengan sukacita. Namun, tidak untuk mereka yang berjuang mengatasi kecanduan judi.

Asosiasi Gordon Moddy, sebuah badan amal yang membantu orang-orang dengan kecanduan judi melalui perawatan dan terapi, mengungkap selama lockdown, angka layanan meningkat delapan kali lipat. Karenanya, asosiasi paham geliat kembali Liga Primer Inggris akan memberi dampak.

''Saya tidak khawatir dengan orang yang telah menerima dukungan kami. Tapi saya khawatir akan orang yang menunggu untuk menjadi warga (Gordon Moddy),'' ungkap David Hoollingsworth, salah seorang terapi di Gordon Moody seperti dilansir, Sky Sport, Ahad (14/6). Menurutnya, dapat dipastikan sebagian masyarakat tidak tahan untuk iklan judi yang ditayangkan saat liga berjalan. 

Sementara, survei YouGov, mengungkapkan angka partisipasi judi selama lockdown menurun drastis. Para penjudi menghabiskan lebih banyak uangnya dengan cara yang berbeda. Kini, Masalah judi ini bisa kian memburuk saat event olahraga kembali.

Bray Ash, 27 tahun, salah seorang pasien di Gordon Moody mengungkap, banyak orang yang selama pandemi mengalami kesulitan keuangan bahkan dipecat jadi pekerjaannya. Artinya, mereka menghadapi tekanan finansial yang besar. 

''Judi jadi solusi cepat. Saya ingin uang sekarang. Itu berarti mereka akan bertaruh lewat olahraga,'' ungkap Ash.

 Dr Heather Wardle, salah seorang peneliti terkait dampak lockdown dan prilaku judi, mengungkap masyarakat terpukul dengan masa sulit selama pademi. Hanya beberapa orang yang mungkin dapat melaluinya. Sebagian lainnya alami kehilangan pekerjaan dan tak memiliki pendapatan. 

''Jika mereka berjudi, itu membuat mereka kian rentan,'' kata dia.

Mayoritas perusahaan judi sepakat menahan diri untuk tidak melakukan iklan baik di TV maupun radio selama lockdown. Kini mereka akan kembali menggempur masyarakat dengan iklan. ''Ada peluang nyata dimana mereka akan kembali dengan keras dan cepat. Dengan pesan bahwa 'olahraga kembali, sementara judi dan olahraga tidak bisa dipisahkan','' jelas Dr Heather. N Agung Sasongko

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement