REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Formula 1 akan memperkenalkan kampanye bertajuk #WeRaceAsOne. Kampanye ini menyasar masalah rasisme dan inekualitas.
"Setiap orang mulai dari para pekerja kunci hingga keluarga dan individu yang telah bertahan selama lockdown untuk memerangi virus ini pantas mendapat rasa terima kasih dan syukur kami," demikian laman resmi F1, Senin.
Selain itu, F1 ingin menunjukkan jika mereka bersatu dalam melawan rasisme dan ketidaksetaraan global dan ingin berbuat lebih untuk mempromosikan ekualitas serta keberagaman di komunitas F1 itu sendiri.
Untuk merepresentasikan pesan tersebut, maka setiap mobil F1 di seri pembuka nanti akan dihiasi gambar pelangi dan tagar #WeRaceAsOne.
McLaren is proud to pledge its support to @F1's #WeRaceAsOne initiative. ????
Read more on how we're uniting with Formula 1 to help those affected by the coronavirus crisis and supporting its increased efforts to improve diversity and opportunity across the sport.
— McLaren (@McLarenF1) June 22, 2020
"Ini tak akan menjadi tema satu pekan atau satu tahun yang menghilang saat isu tersebut sirna dari masyarakat global, ini akan mendukung strategi F1 untuk membuat perubahan nyata di olahraga kami dan masyarakat."
Pandemi virus corona telah menjangkiti sembilan juta orang dan menewaskan sedikitnya 470.000 orang di seluruh dunia, menjadi pukulan berat bagi seluruh sektor termasuk olahraga.
Sedangkan, isu rasisme belakangan mencuat setelah jutaan orang di berbagai belahan dunia menggelar aksi protes imbas kasus kematian warga kulit hitam Amerika Serikat George Floyd yang melibatkan kebrutalan polisi di Minnesota.
Sejumlah tim dan pebalap F1 pun telah menyuarakan dukungannya, mengutuk tindakan rasisme dan inekualitas. Salah satu yang paling vokal adalah Lewis Hamilton, satu-satunya pebalap kulit hitam di F1.
"Balapan pertama kami di Austria pada start bulan Juli nanti adalah momen besar bagi olahraga kami dan setelah empat bulan tanpa balapan. Sementara itu menjadi momen penting bagi komunitas F1, hal itu juga adalah waktunya menyikapi masalah-masalah yang lebih besar dari setiap olahraga atau pun negara," kata CEO F1 Chase Carey.
"Itulah kenapa di balapan pertama kami di Austria F1 akan berdiri bersama dengan lantang dan jelas menyatakan jika rasisme harus berakhir.
"Kami akan menunjukkan dukungan penuh kami dalam memerangi inekualitas selama akhir pekan dan mempercepat upaya kami untuk membuat F1 lebih beragam dan inklusif.
"Sebagai olahraga global kami harus merepresentasikan keberagaman dan masalah sosial kepada fan kami, namun kami juga harus mendengarkan lebih banyak dan memahami apa yang harus dilakukan dan meneruskan hasilnya.
November tahun lalu, F1 juga telah meluncurkan kampanye untuk menjadi ajang balap dengan jejak karbon nol pada 2030.