REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Predator MMA Indonesia akan membuka pusat pelatihan khusus olahraga beladiri campuran di Kota Solo. Sasana tersebut diproyeksikan sebagai pusat pelatihan atlet Mixed Martial Arts (MMA) terbesar dan terlengkap di Indonesia.
Pendiri Predator MMA Indonesia, Jeremy Kevin Gunawan alias Jeremy Mecias, mengatakan, progres pembangunan sasana yang berlokasi di Jl Ahmad Yani nomor 179, Kecamatan Banjarsari, Solo, tersebut sudah mencapai 60 persen. Sasana mulai dibangun pada pertengahan 2019 dan ditargetkan bisa beroperasi pada Januari 2021.
Sasana tersebut akan menyediakan pelatihan MMA, Kickboxing, Muay Thai, Boxing Wrestling, Sanda dan Brazilian Jiu-Jitsu. Tempat tersebut akan menjadi pusat pembibitan atlet potensial beladiri campuran di Indonesia.
"Tujuan kami membuka sasana beladiri campuran untuk memfasilitasi dan mengedukasi masyarakat Indonesia akan pentingnya berolahraga, sekaligus membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan kebodohan melalui jalur prestasi olahraga," terangnya saat ditemui Republika di gedung sasana Predator MMA, Rabu (1/7).
Ketua Pengurus Kickboxing Kota Solo tersebut mengungkapkan, alasan pembangunan sasana tersebut di Kota Solo salah satunya melihat potensi atlet MMA di Solo. Dia menyebut, juara One Pride MMA musim pertama tahun 2014 berasal dari Solo semua.
"Olahraga beladiri campuran sudah populer di Indonesia. Dengan adanya penayangan One Pride MMA di televisi. Olahraga populer sekarang kan tinju, MMA, sepak bola dan Moto GP. Sebetulnya olahraga yang menjual, jadi sangat potensial," ungkapnya.
Jeremy menjelaskan, spesifikasi gedung sasana Predator MMA, memiliki luas fasilitas total sebesar 622 meter persegi yang mencakup tiga lantai. Di lantai pertama nantinya ada sejenis kafe untuk umum yang menjual menu makanan bergizi bagi atlet. Lantai kedua berupa tempat latihan untuk Muay Thai, Sanda, Boxing dan Kickboxing. Sedangkan lantai tiga berupa tempat latihan untuk MMA, Wrestling, Predator Perfomance, Zumba, CrossFit, Body Combat, Aerobik Sport, Yoga dan Brazillian Jiu-Jitsu.
"Fasilitasnya super. Ada oktagon sangkar bertanding MMA di lantai tiga. Di lantai dua ada ring tinju. Kebanyakan sasana di Indonesia punya ring tapi tidak punya octagon. Kami menyajikan standar pertandingan dan pelatih yang bersertifikat," paparnya.
Terkait pelatih, Jeremy menyatakan, sudah banyak yang mengajak kerja sama. Salah satunya mantan atlet tinju Chris John. Jeremy mengaku sudah berkomunikasi dengan Chris John untuk menindaklanjuti tawaran tersebut. Selain itu, Predator MMA berencana bekerja sama dengan K-1 di Jepang.
Saat ini, Predator MMA memiliki 20 atlet yang tersebar di Jakarta, Bali, maupun Jawa Barat. Nantinya, ketika melakukan persiapan pertandingan, para atlet tersebut akan bertandang ke gedung sasana Predator MMA di Solo.