REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Penyelenggara Piala Dunia U-20 2021 (INAFOC) menargetkan renovasi enam stadion yang bakal menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021 di Indonesia bisa dimulai pada Agustus mendatang.
"Sebenarnya kalau kita maunya jangan Agustus tapi Maret kemarin seharusnya. Tapi kenapa Agustus, kita itu punya jeda waktu rumput itu menjadi bagus paling cepat empat sampai lima bulan," ujar Wakil Ketua INAFOC Iwan Budianto di GBK Arena, Jakarta, Jumat (10/7).
Saat ini, proses renovasi stadion masih terganjal payung hukum lantaran masih menunggu Instruksi Presiden (Inpres) dan Keputusan Presiden (Kepres) yang akan menjadi petunjuk pelaksanaan Piala Dunia U-20.
Setelah Inpres dan Kepres terbit, maka Kementerian PUPR yang bertindak sebagai koordinator bisa membuat rencana anggaran perihal pembangunan dan renovasi stadion untuk Piala Dunia U-20.
Sebelumnya, dalam rapat terbatas pada 1 Juli di Istana Negara, Pemerintah telah menyetujui enam stadion yang diajukan PSSI ke FIFA.
Keenam stadion itu yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Kabupaten Bandung), Stadion Manahan (Solo), dan Stadion I Wayan Dipta (Bali).
Iwan berharap agar payung hukum tersebut segera diterbitkan demi mengebut pengerjaan renovasi stadion sesuai dengan standar yang ditetapkan FIFA.
"Kalau kita enggak memulai paling lambat di September, rumput itu ga akan jadi," kata dia.
Sementara itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menargetkan Keppres dan Inpres terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021 bisa rampung pada akhir Juli 2020 sebelum ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo.
Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto mengatakan bahwa draf Keppres dan Inpres tersebut diharapkan bisa selesai pekan depan untuk kemudian dibahas bersama Sekretariat Kabinet dan sejumlah kementerian/lembaga terkait.
“Target akhir Juli selesai pembahasannya. Kalau (draf) dari kami mungkin pekan depan,” kata dia.