CIBIRU, AYOBANDUNG.COM — Yudi Guntara adalah salah satu dari jajaran pemain Persib yang paling cemerlang di masanya.
Yudi mengawali kariernya di umur 13 tahun. Sejak masih muda, sudah banyak lomba yang diikuti. Mulai dari skala regional, nasional, hingga internasional. Bahkan, Yudi mendapat kesempatan berlatih di Jerman dalam Pelatihan Nasional.
Sejak awal memulai karier sepak bola, Yudi mengimpikan bisa masuk Persib. Setelah lama menunggu, Yudi berhasil bergabung dengan klub impiannya. Meski tak bisa bermain lama, namun perannya cukup menambah kesuksesan bagi Persib. Kehadirannya saat itu membantu Persib naik menuju masa jayanya di tahun 1995.
“Pertama, karena saya senang. Kemudian, penilaian dari orang-orang. Orang-orang bilang saya bagus mainnya,” tutur Yudi begitu ditanya soal alasannya memilih sepak bola sebagai karier pada awalnya.
Kesenangan itu kemudian ditekuni dengan ikut pelatihan di diklat Salatiga. Yudi menjelaskan, yang masuk diklat saat itu adalah orang-orang pilihan yang memang berbakat dalam sepak bola. Tidak sembarang orang bisa masuk ke diklat tersebut. Ada ahli yang bisa menilai bakat orang sebelum menjadi bagian dari diklat.
Yudi sudah menunjukkan kemampuannya yang cemerlang dalam sepak bola sejak masih muda. Pada tahun 1983, Yudi ikut serta dalam Piala Coca Cola U-15 di Bangkok. Kemudian, pada tahun 1986 dan 1988, dirinya masuk jajaran pemain yang ikut dalam pelatihan nasional (Pelatnas) di Jerman. Pelatnas tersebut diselenggarakan pemerintah untuk persiapan menyambut Piala Asia.
“Pesertanya diseleksi dari 4 diklat yang ada di Indonesia. Ada Diklat Salatiga, Diklat Lembang, Diklat Ragunan, dan Diklat Aceh. Jadi ada seleksi, awalnya 40, lalu jadi 22 orang,” tutur Yudi.
Yudi menjadi salah seorang pemain di masa-masa jaya Persib pada tahun 1993-1994. Saat itu, Persib bahkan bisa berpartisipasi dalam Liga Champions Asia. Bahkan Persib mampu menorehkan prestasi hingga perempat final.
“Membanggakan karena belum ada klub lain yang bisa mencapai posisi Persib. Persib adalah yang pertama yang bisa tembus ke Liga Champions Asia. Tentu saya bangga sekali,” kenang Yudi.
Bobotoh pernah menyematkan nama julukan unik yaitu “tendangan ular” pada Yudi Guntara. Rupanya julukan tersebut berasal dari tendangan Yudi yang datar namun mampu menembus gawang, seperti ular. Yudi mengaku menerima saja julukan tersebut.
Yudi berkarier di sepak bola dengan passion dan totalitas. Sayangnya, kariernya harus berhenti karena sakit pada kaki yang membuatnya kesulitan bermain bola seperti dahulu.
Pemain yang pernah mendapat pujian dari Fabio Capello, pelatih sepak bola asal Italia, tersebut mengutarakan, “Ini efek dari overtraining saat masih di Diklat Salatiga. Kami memang dilatih cukup keras. Setiap pagi dan sore, Senin sampai Jumat. Karena itu, baru terasa sekarang sakitnya.”
Meski tak lagi berkarier di persepakbolaan, Yudi masih sering memberikan komentar mengenai perkembangan Persib. Namanya pun masih sering menghiasi berita tentang Persib sebagai pengamat. (Putri Shaina)