REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih berkebangsaan Argentina Mario Gomez menepis isu ia kembali menerima tawaran Borneo FC hanya karena alasan uang. Gomez mengakhiri kerja sama dengan Arema FC meski belum semusim menjalin romantisme di Malang.
“Ini tak hanya tentang kontrak dan gaji. Yang terpenting adalah persiapannya bagi saya, baik itu dari komunikasi maupun soal relasi," ujar Mario Gomez seperti dilansir dalam laman resmi klub yang dipantau dari Jakarta, Sabtu (22/8).
Menurut Gomez, kedekatan yang terjalin sebelumnya bersama Borneo FC khususnya dengan presiden klub Nabil Husein, membuat ia tak berpikir lama untuk kembali menjadi arsitek tim berjuluk Pesut Etam tersebut.
Mario Gomez sempat melatih Borneo FC pada musim 2019. Saat itu ia mengantarkan Diego Michiels dan kawan-kawan finis di urutan tujuh klasemen. Kejeliannya dalam mengorbitkan pemain muda mendapat apresiasi manajemen.
"Saya mempunyai hubungan yang baik dengan Nabil, manajemen dan semua yang ada di sini," kata dia menambahkan.
Di samping itu, ia menyebut kehangatan antara pemain dan manajemen menjadi faktor pendukung untuk kembali melatih tim asal Kalimantan tersebut.
"Pada musim lalu kami bekerja sama dengan baik, semuanya bersama-sama layaknya seperti keluarga. Yang terpenting adalah kami bisa bekerja sama seperti sebuah keluarga," kata dia.
Sementara itu, Nabil Husein berharap Mario Gomez bisa memberikan dampak positif di skuad Pesut Etam khususnya pengembangan pemain muda. Terlebih dalam lanjutan Liga 1 Indonesia menekankan adanya regulasi yang mewajibkan klub menurunkan pemain di bawah usia 20 tahun.
"Harapannya, Coach Mario bisa mencetak pemain muda untuk masa depan Borneo FC," kata dia.
Sebelumnya, Mario Gomez memilih mundur dari kursi kepelatihan Arema FC karena tak ada titik temu soal renegosiasi kontrak. Di klub pertamanya dulu, Persib Bandung, ia juga mengalami konflik dengan jajaran direksi karena faktor gaji dan desakan bonus.