REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Penyerang Paris Saint Germain, Kylian Mbappe mencoba menenangkan diri jelang final Liga Champions. Timnya bertemu Bayern Muenchen. Partai puncak kompetisi terelit benua biru edisi terkini berlangsung di Portugal. Tepatnya di Estadio da Luz, Lisbon, Senin (24/8) dini hari WIB.
Ia tak ingin terlarut dalam ketegangan. Menurut Mbappe, sikap santai, justru membuat fokusnya menuju final, terjaga dengan baik. "Saya menonton film, saya menelpon teman-teman, saya tidak melakukan sesuatu yang istimewa," kata pesepakbola yang pada Desember 2020, berusia 22 tahun itu, dikutip dari laman resmi klubnya.
Mbappe tak menampik, dirinya selalu memimpikan laga seperti ini. Ia akan berhadapan dengan tim besar dengan kualitas berkelas. Sebagai penyerang, Mbappe bakal sering meladeni ketangguhan Manuel Neuer. Menurutnya Neuer salah satu kiper terhebat dalam sejarah sepakbola. Namun Muenchen memiliki kekuatan merata di segala.
Sang wonderkid menyadari hal itu. "Ketika anda ingin menjadi yang terbaik, anda harus mengalahkan yang terbaik," ujar Mbappe.
Sesuai protokol kesehatan, laga final di Estadio da Luz tanpa kehadiran penonton. Itu karena adanya pandemi covid-19. Mbappe mengakui, tentu saja ada sesuatu yang berbeda. Namun selalu terdapat sisi positif dari sebuah kekurangan.
"Pada Liga Champions kali ini, menggunakan format khusus karena adanya tragedi. Jadi ini musim yang istimewa. Semua orang akan mengingatnya," tutur peraih trofi Piala Dunia bersama tim nasional Prancis itu.