REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paris Saint-Germain (PSG) menyatakan sepenuhnya berada di belakang Neymar. Ini setelah pemain asal Brasil itu menjadi sasaran ejekan rasis saat juara Ligue 1 Prancis itu kalah 0-1 melawan Olympique de Marseille, Ahad (13/9).
Neymar, 28 tahun, yang menjadi salah seorang pemain yang diusir ke luar lapangan dalam pertandingan di Parc des Princes. Ia memberi tahu ofisial pertandingan bahwa dia mendengar umpatan rasis selagi berjalan ke luar lapangan.
Dalam pertanyaan Senin (14/9) waktu setempat, PSG mendesak badan liga sepak bola Prancis (LFP) untuk menyelidiki masalah ini.
"Paris St Germain mendukung sepenuhnya Neymar Jr yang melaporkan telah menjadi sasaran pelecehan rasis dari seorang pemain lawan," kata klub seperti dikutip Reuters.
PSG menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi rasisme dalam masyarakat, dalam sepak bola, atau dalam kehidupan. "Klub menyeru semua orang untuk lantang menentang segala bentuk rasisme di seluruh penjuru dunia. Paris Saint Germain menantikan Komisi Disiplin LFP menyelidiki dan memastikan fakta-fakta."
Pertandingan ini diwarnai keributan yang membuat tiga pemain PSG, Neymar, Laywin Kurzawa, dan Leandro Paredes, serta dua pemain Marseille, yakni Dario Benedetto dan Jordan Amavi, terkena kartu merah setelah kelima pemain terlibat saling tinju dan saling tendang.
Neymar yang menendang bagian belakang Alvaro Gonzalez mencuit di medsos bahwa satu-satunya yang disesalinya adalah tidak menendang wajah bek Marseille itu.