REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kompetisi Liga 1 2020 yang rencananya dimulai pada 1 Oktober diundur selama satu bulan. Pihak kepolisian tidak memberikan izin keamanan sehingga PSSI memutuskan untuk menunda kompetisi.
Ketua Umum Bomber, Asep Abdul mengakui banyak pertanyaan dari penundaan tersebut. Dia menilai jika kompetisi terlalu cepat dimulai, seharusnya pemberian rekomendasi sudah diberikan jauh-jauh hari.
"Mekanismenya itu tanggal 1 bergulir, tapi 2 hari sebelum kompetisi baru ada keputusan. Harusnya dari satu bulan lalu jika alasannya izin keramaian, padahal tidak ada penonton," kata Asep saat dihubungi.
Asep menilai harusnya izin bisa turun karena tidak tidak ada penonton. Sehingga akses masuk ke lingkungan stadion pun pasti berkurang.
"Ini patut diperhitungkan kembali terkait dengan keputusan PSSI. Karena tim juga sudah matang, latihan sudah berjalan lama, ini kan ada dampak buruk bagi tim," kata Asep.
Asep pun membandingkan kompetisi dengan Pilkada. Dimana dalam Pilkada tentu dibutuhkan izin keramaian.
"Kalaupun karena aspek izin keramaian, Pilkada juga sama, jadi protokol kesehatannya saja. Kalau nanti dihentikan satu bulan, tolong pikirkan matang-matang juga, jangan sampai jadwal sudah ditetapkan tapi ada perubahan lagi," kata Asep.