REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persita Tangerang meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru tak membiarkan kompetisi terkatung-katung karena mempengaruhi internal tim.
Tiga opsi dari PSSI dan PT LIB untuk menggulirkan kompetisi menyiratkan federasi tidak bisa memberikan garansi karena kelanjutan kompetisi tergantung kepada izin polisi.
"Kemarin meeting kan keputusannya ternyata federasi juga belum bisa kasih jaminan bahwa kompetisi ini bisa dimulai bulan apa," kata manajer Persita I Nyoman Suryanthara dalam keterangan tertulis, Jumat (16/10).
"Tentu dengan pilihan dimulai November, Desember atau Januari 2021, itu pun memberikan ketidakpastian pada klub-klub semua," sambung Nyoman.
Dia melanjutkan, "Kami harapkan dalam waktu dekat ini PSSI maupun LIB bisa memberikan keputusan yang ada jaminannya, Kita sama-sama tahu bahwa di bulan Desember ini ada Pilkada.
"Jadi saya harap PSSI bisa memberikan jaminan kompetisi bisa dimulai," tambah dia.
Nyoman mengatakan ketidakpastian kompetisi berpengaruh buruk terhadap skuad Persita yang dalam dua bulan terakhir menggeber persiapan. Para pemain kecewa dengan keputusan ini karena penundaan hanya berselang dua hari menjelang kick off.
Mental pemain yang turun menjadi perhatian manajemen Pendekar Cisadane dan mereka harus memutar otak agar Hamka Hamzah cs tidak terus-terusan kecewa sehingga bisa menyurutkan semangat berlatih.
"Kita di manajemen juga berpikir keras bagaimana caranya kita menjaga mental pemain dan asa-asa mereka, asa kita semua, bahwa kompetisi ini, khususnya tahun ini bisa diselenggarakan dengan baik," kata dia.
Pelatih Persita Widodo C. Putro menyayangkan situasi dan kondisi yang serba tidak jelas ini, apalagi timnya sedang giat berlatih mempersiapkan diri.
"Ya ini memang kemarin performance-nya sudah bagus, kita sudah siap. Tapi karena ada penundaan, akhirnya kita harus menyiasati," kata dia.
"Makanya kemarin satu minggu saya liburkan. Ini sudah mulai latihan lagi, tapi tidak dalam tekanan. Tidak terlalu taktikal, tidak ada pressure apa-apa," pungkas Widodo.