REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Josep Maria Bartomeu mengaku pengunduran dirinya sebagai presiden Barcelona bersama seluruh dewan direksi dilakukan dengan senang hati. Bartomeu mengumumkan pengunduran diri itu pada Selasa (27/10).
Bartomeu mengawali posisinya sebagai presiden Barcelona pada 2015 dengan capaian bagus, yaitu memenangkan treble winner. Namun dalam perjalanannya hingga saat ini, kebijakan-kebijakannya dianggap membuat klub bergejolak baik di dalam maupun luar lapangan.
Bartomeu tiba-tiba mengumumkan pengunduran diri setelah pemerintah Katalunya menyetujui pemungutan suara untuk mosi tidak percaya. Namun Bartomeu tetap menganggap ada upaya memenangkan salah satu calon presiden Barcelona dalam mosi tidak percaya tersebut.
Sejatinya masa jabatan Bartomeu akan berakhir pada Mareta 2021. Namun posisinya bisa berakhir lebih cepat jika mosi tidak percaya itu berhasil melengserkan Bartomeu. Sejumlah kandidat calon presiden Barcelona bermunculan yaitu Joan Laporta, Jordi Farre, Victor Font, Toni Freixa dan Lluis Fernandes.
Bartomeu meninggalkan catatan negatif saat ini. Di antara kegagalan terbesarnya dalam mengelola tim ini adalah situasi ekonomi yang semakin memburuk. Ia berharap proses penyesuaian gaji para pemain segera selesai. Menurutnya jika tidak selesai situasi ekonomi klub akan lebih terpuruk.
Ia juga membuat kontroversi dengan mengumumkan menerima undangan sebagai peserta Liga Super Eropa. "Kami telah setuju untuk bergabung dengan liga super klub sepak bola Eropa. Penerimaan ini harus diratifikasi pada sidang delegasi berikutnya. Kami telah menyetujui format Piala Dunia Antarklub yang baru," kata Bartomeu, dikutip dari Marca, Rabu (28/10).
Bartemou dan direksi tak mampu membuat suasana klub kondusif. Sejumlah pemain sedang tak harmonis dengan dia, termasuk Luis Suarez yang hengkang ke Atletico Madrid. Lionel Messi juga nyaris meninggalkan Barcelona musim ini gara-gara Bartomeu dan direksi.