REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Bhayangkara FC Paul Munster mengaku sudah paham dengan kultur sepak bola Indonesia, sehingga tak terlalu terkejut dengan situasi terkait lanjutan Liga 1 2020. Ia memilih fokus membangun Bhayangkara FC agar siap saat kompetisi berlanjut.
Setelah kompetisi terus ditunda akibat pandemi, Liga 1 2020 seharusnya mulai awal bulan ini. Namun, pihak kepolisian tidak memberikan izin keramaian. Hal yang sama juga terjadi begitu PSSI dan klub sepakat melanjutkan pada 1 November.
“Saat ini saya tidak tahu situasi yang terjadi dan sebagai pelatih kepala ini adalah mimpi buruk karena hanya mempersiapkan dan latihan,” kata Paul dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/10).
“Namun saya sudah tahu negara ini dan saya harus menyesuaikan diri. Tak ada waktu buat komplain, saya harus tetap fokus dan positif karena punya pemain dan staf, kebahagiaan adalah yang terpenting saat ini,” ujarnya.
Sebelum Liga 1 terhenti, Bhayangkara FC telah menjalani tiga pertandingan. Akan tetapi, klub berjuluk The Guardian hanya meraih tiga poin hasil imbang lawan Persiraja Banda Aceh, Persik Kediri dan Persija Jakarta.
Untuk menjaga motivasi dan semangat pemain, Paul Munster terus membangun komunikasi, baik secara tim maupun individu. Mereka juga tetap menjalani latihan dengan intensitas tinggi.