REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Manajemen PSIS Semarang sudah memprediksi bahwa kompetisi Liga 1 Indonesia akan sulit digelar tahun ini karena pandemi COVID-19 yang masih belum terkendali dan khawatir akan risiko keselamatan seluruh pihak.
"Kami menghormati penuh segala keputusan PSSI. Jauh-jauh hari, PSIS sebetulnya juga sudah mengusulkan terkait beratnya mengarungi kompetisi di tengah pandemi dan beberapa risikonya," ujar CEO PSIS Yoyok Sukawi dikutip dari laman resmi klub, Sabtu (31/10).
Sebelumnya, PT LIB memastikan lanjutan kompetisi Liga 1 sulit digelar pada tahun ini dan berencana akan kembali berlangsung pada Februari 2021.
Keputusan itu diambil karena sulit untuk bisa menggelar kompetisi di sisa tahun ini. Pada November, polisi belum memberikan izin penyelenggaraan karena menganggap penularan COVID-19 masih belum terkendali.
Sementara Desember di Indonesia akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak dan mustahil polisi akan memberikan lampu hijau kompetisi bisa digelar.
Menurut Yoyok, penundaan itu juga setidaknya memberikan hikmah dan menyadarkan bahwa pandemi masih belum berakhir. Di samping itu, seluruh pihak harus saling bahu-membahu membantu program pemerintah dalam menanggulangi COVID-19.
"Pasti ada hikmah di balik penundaan kali ini. Ini waktunya kita semua sama-sama mendukung pemerintah menanggulangi COVID-19 supaya kompetisi ke depan jauh lebih baik dan jauh lebih siap pada saat diputar kembali," kata dia.
Ia pun meminta para pemain tetap menjaga kondisi fisik dan kesehatan selama menunggu kepastian lanjutan kompetisi Liga 1 Indonesia pada tahun depan.
"Untuk para pemain di mana pun berada, jaga kesehatan dan kondisi fisik. Manfaatkan waktu berkumpul bersama keluarga," kata dia.