REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Libur panjang yang diberikan manajemen Arema FC hingga 30 November 2020 dimanfaatkan pemain dan juga tim pelatih untuk pulang ke kampung halaman masing-masing. Namun hal tersebut tak berlaku bagi pelatih Arema FC, Carlos Oliveira, yang memilih untuk tetap tinggal di Indonesia selama kompetisi ditunda.
“Sebenarnya saya tidak akan meninggalkan negara ini. Mungkin akan sedikit membuat frustrasi karena saya tidak bisa bertemu dengan keluarga dan kerabat-kerabat saja. Tapi pekerjaan tetap yang utama jadi saya memutuskan untuk tetap tinggal,” kata Carlos dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (11/11).
Eks pelatih klub Vietnam, Becamex Binh Duong, itu beralasan dirinya enggan berurusan dengan masalah imigrasi jika memutuskan mudik ke negaranya, Brasil. Ia mengaku sempat punya pengalaman dengan masalah imigrasi saat akan pertama kali datang ke Indonesia untuk bergabung dengan Arema. Hal tersebut membuatnya terlambat bergabung dengan program latihan tim.
Guna menghindari masalah tersebut, Carlos memutuskan tetap bertahan sembari menunggu informasi dari manajemen tim perihal kapan tim kembali dikumpulkan untuk melakukan persiapan menghadapi lanjutan Liga 1 2020.
Meski merasa sedikit frustrasi karena tak dapat berkumpul dengan keluarganya di Brasil, Carlos mengaku hal itu sudah menjadi risiko pekerjaannya.
“Kalau saya memutuskan pulang ke Brasil saya harus berurusan lagi dengan pihak imigrasi, visa, dan banyak hal lagi yang enggan saya hadapi. Masalah ini berlaku untuk semua, baik saya kembali ke Amerika maupun ke Jepang,” ujar pelatih berusia 59 tahun itu.
Bagi Carlos, bertahan di Indonesia menjadi bentuk komitmennya terhadap tim. Ia memilih menyibukkan diri dengan hal lain sampai ada kejelasan tentang kompetisi sepak bola nasional.
“Jadi saya akan memutuskan menunggu di sini dan tidak ke mana-mana. Karena semua yang saya lalui hingga saat ini semata-mata untuk pekerjaan saya. Jadi Tuhan tahu jalan yang terbaik dan inilah situasinya,” jelas Carlos.