REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Badan pembuat aturan sepak bola (IFAB) akan mendiskusikan aturan kontroversial soal handball. Agenda pertemuan dari panel penasihat teknik dan sepak bola dari IFAB itu memang tak spesifik akan membahas aturan handball, tapi mengagendakan pembahasan topik tersebut.
Aturan handball belakangan ini selalu dikritik oleh pelatih dan legenda sepak bola. Dikutip dari Sky Sports, Selasa (17/11), Presiden UEFA Aleksander Ceferin menyurati presiden FIFA Gianni Infantino bulan lalu perihal aturan ini. Ceferin meminta IFAB mengevaluasi kembali aturan handball yang diubah pada 2019, dengan tujuan mengurangi subjektivitas. Ceferin mengatakan pesepak bola dan pelatih merasa tak nyaman dan frustrasi dengan perubahan aturan tersebut.
Dia menyoroti soal sulitnya mendefinisikan apa itu posisi tubuh 'alami' saat bola menyentuh tangan, atau saat bola menyentuh tangan atau pundak yang masuk dalam kategori handball. Selain itu, handball yang dilakukan tanpa sengaja oleh tim yang menyerang sebelum gol tercipta, apakah harus dihukum juga atau tidak.
"Saya mengajukan permintaan untuk mempertimbangkan teks dari Pasal 12, yang sangat padat, memberikan hampir semua faktor yang mesti dipertimbangkan wasit apakan handball sengaja atau tidak," ujar Ceferin.
"Saya percaya kembali ke kata-kata sebelumnya, mungkin bisa ditinjau dan diintegrasikan dengan ketentuan yang tidak memungkinkan gol dicetak dengan tangan/lengan, adalah opsi untuk diperhitungkan."
Selain soal handball, aturan offside juga tampaknya akan direvisi mengingat banyak gol dianulir setelah VAR menemukan anggota tubuh yang melewati garis batas. Untuk soal ini, IFAB tampaknya akan mempertimbangkan masukan Arsene Wenger yang mengusulkan pemain tidak offside selama anggota tubuh yang bisa digunakan untuk mencetak gol tidak melewati atau sejajar dengan pemain terakhir lawan. Jika ini diterapkan, tak ada kontroversi gol dianulir seperti yang dicetak penyerang Leeds United Patrick Bamford ke gawang Crystal Palace.