REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Tak terdengar nada-nada kepuasan dari para penggawa Juventus, setelah duel kontra Ferencvaros. Matchday keempat Grup G itu berlangsung di Stadion Allianz, Turin, Rabu (25/11) dini hari WIB.
Juve butuh gol Alvaro Morata di menit terakhir. Hingga memasuki penghujung waktu normal, skor masih imbang 1-1.
Selepas partai tersebut, pengakuan akan buruknya penampilan, keluar dari mulut sederet jugador si Nyonya Tua. Tak terkecuali Matthijs de Ligt.
Bek tengah asal Belanda ini merasa timnya terlalu lamban dalam memainkan penguasaan bola. Keadaan tersebut, mudah diantisipasi lawan.
"Sangat rumit, karena Ferencvaros melakukan dengan baik. Yang terpenting adalah kami harus mempercepat aliran bola. Lebih berani bermain," kata De Ligt kepada Sky, dikutip dari Football Italia.
Ia berpendapat kamar ganti Bianconeri berisikan para jugador dengan kualitas teknis kelas wahid. Tentunya, bisa menampilkan kinerja seperti yang ia harapkan.
Jika tidak, maka Juve bakal kesulitan menemukan ruang. Terutama ketika menghadapi lawan yang menumpuk banyak pemain di pertahanan.
"Ketika kami tidak memindahkan bola dengan cukup cepat, itu akan memudahkan lawan (menjaga areanya)," ujar De Ligt.
Meski belum menujukkan superioritas, Bianconeri tetap mendulang kemenangan. Hasil tersebut sudah cukup untuk meloloskan wakil Serie A ini ke babak 16 besar kompetisi terelit benua biru.
Juventus mendampingi Barcelona. Dua tim lainnya, yakni Dynamo Kiev dan Ferencvaros, bakal bertarung memperebutkan tiket Liga Europa. Masih ada dua pertandingan tersisa.