Rabu 16 Dec 2020 18:02 WIB

Vertonghen dan Ancaman Serius dari Cedera Kepala

Insiden benturan kepala itu ternyata memberikan dampak buat performa Vertonghen.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Mantran bek Tottenham Hotspur Jan Vertonghen.
Foto: Carl Recine/Action Images via Reuters
Mantran bek Tottenham Hotspur Jan Vertonghen.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sebuah insiden tabrakan antara dirinya dan rekan setimnya, Toby Alderweireld, ternyata memberikan dampak buruk terhadap performa mantan bek tengah Tottenham Hotspur, Jan Vertonghen. Dalam insiden yang terjadi di laga leg pertama semifinal Liga Champions musim 2018/2019 itu, kepala Vertonghen sempat membentur kepala Alderweireld.

Insiden itu berawal dari perebutan bola antara dua pemain bertahan Spurs itu dengan kiper Ajax Amsterdam, Andre Onana. Akibat insiden itu, Vertonghen diketahui mengalami gegar otak ringan dan sempat mendapatkan perawatan dari tim medis Spurs. Kendati sempat kembali ke lapangan, bek tengah asal Belgia itu tidak mampu melanjutkan laga dan ditarik keluar pada menit ke-39.

Insiden benturan kepala itu ternyata memberikan dampak buat performa Vertonghen di laga-laga berikutnya. Hingga sembilan bulan pasca-cedera kepala tersebut, bek berusia 33 tahun itu masih merasakan berbagai gejala gegar otak, yang kemudian mengganggu performa dan aktivitasnya sebagai pesepak bola profesional, mulai dari pusing hingga sakit kepala.

''Tidak banyak orang tahu soal ini, tapi cedera kepala di laga itu mempengaruhi kondisi kesehatan saya dalam jangka waktu lama. Saya sering merasa pusing dan sakit kepala,'' ujar Vertonghen dalam wawancara dengan Sporza, Rabu (16/12).

Beberapa saat pasca-insiden tersebut, Vertonghen mengaku merasa sakit di bagian hidung. Merasa masih bisa melanjutkan laga, Vertonghen akhirnya tidak bisa bertahan dan kemudian ditarik keluar.

Vertonghen mengakui, mengambil keputusan yang salah untuk terus melanjutkan laga. ''Saya merasakan dampak dari cedera kepala itu hingga delapan bulan atau sembilan bulan berikutnya. Atas alasan itu, selama periode tersebut, saya tidak bisa tampil secara maksimal,'' kata Vertonghen.

Kondisinya semakin sulit buat Vertonghen lantaran kontraknya bersama Spurs tinggal tersisa satu tahun lagi. Penurunan performa, yang diakibatkan cedera kepala, membuat Vertonghen tersingkir dari tim utama Spurs. Akhirnya, setelah berstatus free agent pada akhir musim lalu, Vertonghen hijrah ke Benfica pada awal musim ini.

Pengakuan Vertonghen ini seolah memunculkan kembali sorotan terkait isu penerapan pergantian pemain yang diduga mengalami gegar otak dalam sebuah pertandingan sepak bola, salah satunya di Liga Primer Inggris. Rencananya, pada pekan ini, sebanyak 20 perwakilan kontestan Liga Primer Inggris dijadwalkan akan melakukan diskusi terkait rencana penerapan pergantian pemain yang diakibatkan cedera kepala atau gegar otak ringan.

Diskusi ini merupakan tindak lanjut dari temuan Badan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB), sebuah badan bertugas mengatur regulasi dan aturan pertandingan sepak bola. Sebelumnya, komisi teknik IFAB telah melayangkan proposal yang memperbolehkan setiap klub sepak bola untuk melakukan pergantian pemain yang mengalami cedera kepala dan gegar otak ringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement