REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Chelsea telah mengumumkan hasil keuangan tahunan untuk tahun anggaran 2019/2020. Selama periode anggaran tersebut, the Blues diketahui telah mengantongi keuntungan mencapai 32,5 juta poundsterling atau sekitar Rp 621 miliar.
Kendati begitu, dari total pemasukan, Chelsea mengalami penurunan. Pada tahun anggaran sebelumnya, Chelsea secara keseluruhan mencatatkan pemasukan mencapai 446,7 juta poundsterling (Rp 8 triliun rupiah). Namun, pada tahun anggarap 2019/2020, tim asal London Barat itu hanya membukukan pemasukan sebesar 407 juta poundsterling (7,7 triliun rupiah).
Kendati mengalami penurunan pemasukan pada sepanjang tahun anggaran 2019/2020, yang berakhir pada 30 Junia 2020, tapi Chelsea masih bisa mencatatkan keuntungan, yang sebagian besar datang dari hadiah partisipasi di Liga Champions dan aktivitas penjualan pemain di bursa transfer. Raihan keuntungan Chelsea ini dinilai cukup positif apabila menilik tekanan hebat terhadap keuangan klub-klub asal Eropa akibat pandemi Covid-19.
"Seperti halnya bisnis lain di seluruh dunia, pemasukan Chelsea juga terkena imbas dari pandemi Covid-19. Namun, keuntungan yang bisa kami dapatkan pada tahun anggaran terakhir menjadi sinyal betapa kuatnya dan stabilnya operasi-operasi finansial yang kami lakukan," tutur Chairman Chelsea, Bruce Buck, di laman resmi klub, Ahad (1/1).
Salah satu faktor terbesar penurunan pemasukan Chelsea pada tahun anggaran terakhir adalah hilangnya pemasukan dari keuntungan hak siar dan tiket pertandingan. Pemasukan dari aspek komersial juga terkena dampak. Sejumlah program-program komersial Chelsea mengalami penundaan atau bahkan dibatalkan.
Buck menyebut, terlepas dari pandemi Covid-19, yang berdampak langsung pada kondisi keuangan klub sepak bola secara umum, tapi Chelsea berhasil menjaga aliran keuntungannya. Buck pun mengungkapkan, dalam lima tahun terakhir, Chelsea selalu berhasil memetik keuntungan.
"Tim utama kami terus berkembang di atas lapangan dan kami berada dalam posisi yang bagus saat sepak bola nantinya bisa kembali seperti sedia kala, saat-saat yang begitu kami nantikan," tutur pengusaha asal Amerika Serikat tersebut.