REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua pemain Tottenham, Giovani Lo Celso dan Erik Lamela, meminta maaf karena melanggar aturan karantina Covid-19, selama periode Natal dan Tahun Baru. Lo Celso, Lamela, dan Sergio Reguilon, tertangkap kamera berkumpul dengan keluarga mereka untuk merayakan pesta Natal. Pemain West Ham United, Manuel Lanzini, juga ikut bergabung.
Reguilon dicadangkan saat Tottenham mengalahkan Leeds United 3-0 pada Sabtu (2/1). Sementara Lamela tak masuk skuad, dan Lo Celso masih absen karena cedera. Lamela pun minta maaf di media sosial karena telah membahayakan orang lain. ''Saya ingin meminta maaf karena keputusan yang saya buat selama Natal, yang sangat saya sesalkan," tulis Lamela di Twitter, dikutip dari Football London, Ahad (3/1).
Setelah memikirkan kembali, Lamela mengakui aksinya tersebut bisa berdampak kepada orang-orang lain. "Saya mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang menjaga kita tetao aman dan merasa malu mengetahui saya telah mengecewakan orang-orang," kata dia.
Lo Celso juga menggunakan Twitter untuk meminta maaf karena menghadiri pesta tersebut. Ia mengaku memahami pengorbanan besar yang dilakukan orang-orang untuk menjaga diri mereka sendiri dan orang yang dicintai aman.
"Rasa frustrasi yang Anda ungkapkan kepada saya dibenarkan," tulis Lo Celso.
Ia mengaku bertanggung jawab atas tindakan yang amat disesalinya. "Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang bekerja keras untuk menjaga kita semua tetap aman dan akan melakukan semua yang saya bisa untuk memberikan contoh yang lebih baik pada masa depan," kata dia.
Sebelumnya, Tottenham sudah mengeluarkan pernyataan mengecam para pemainnya yang menggelar dan menghadiri pesta dan akan mengambil tindakan secara internal. Pihak klub mengatakan, saat ini semua orang di Inggris rela tidak berkumpul untuk merayakan Natal, karena situasi yang belum aman. Namun para pemain mereka justru tak mematuhi protokol dan mengabaikan tanggung jawab mereka sebagai contoh bagi orang lain.
Saat ini, tingkat infeksi virus corona baru melonjak di Inggris, terutama di bagian selatan negara itu. Lebih dari 57 ribu kasus baru infeksi dilaporkan pada Sabtu (2/1).