Kamis 07 Jan 2021 23:48 WIB

Pemain NBA Kecam Standar Ganda Pemerintah AS

Pemain NBA melihat adanya ketidakadilan tersebut.

Seorang pendukung Presiden AS Donald J. Trump duduk di meja Ketua DPR AS Nancy Pelosi, setelah pendukung Presiden AS Donald J. Trump melanggar keamanan Capitol AS di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Pengunjuk rasa menyerbu AS Capitol tempat sertifikasi suara Electoral College untuk Presiden terpilih Joe Biden berlangsung.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Seorang pendukung Presiden AS Donald J. Trump duduk di meja Ketua DPR AS Nancy Pelosi, setelah pendukung Presiden AS Donald J. Trump melanggar keamanan Capitol AS di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Pengunjuk rasa menyerbu AS Capitol tempat sertifikasi suara Electoral College untuk Presiden terpilih Joe Biden berlangsung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif NBA, Michelle Roberts, Roberts mengungkapkan kekecewaan dan frustrasi atas standar ganda yang sedang berlangsung di Amerika Serikat. Sebagian besar pemain NBA melihat adanya ketidakadilan tersebut.

"Setiap pemain yang menghubungi saya atau yang saya hubungi, melihat hubungan yang sama dengan penembakan Jacob Blake yang dibenarkan," kata Roberts, seperti dikutip ESPN, Kamis (7/1).

"Sementara, kami melihat orang-orang ini (pendukung Donald Trump) melakukan pengkhianatan di Capitol dan saya belum mendengar satu tembakan pun yang dilepaskan."

Roberts melihat ada perbedaan perlakuan antara kasus Jacob Blake dan aksi anarkis pendukung Trump. Sehari sebelum aksi pendudukan gedung Capitol Hill, mereka mendengar kabar bahwa pelaku penembakan Jacob Blake terbebas dari hukuman.

Blake, seorang pria kulit hitam, ditembak oleh polisi kulit putih bernama Rusten Sheskey di Kenosha pada 23 Augustus tahun lalu. Blake menderita lumpuh dari pinggang ke bawah setelah ditembak beberapa kali di punggung saat dia masuk ke mobil tempat ketiga anaknya duduk. Insiden penembakan Blake memperburuk ketegangan rasial di Negeri Paman Sam. 

Di waktu bersamaan, mereka melihat pihak keamanan tidak melakukan apapun ketika pendukung Donald Trump melakukan tindakan ilegal dengan menyerbu gedung Capitol Hill. Pendukung Trump berupaya mengganggu proses pemungutan suara Kongres untuk mengesahkan pemilihan presiden AS.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement