REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggara Olimpiade Tokyo akan memangkas jumlah atlet pada upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade tahun ini. Jumlah atlet yang berkurang capai ribuan orang.
Lebih dari 11.000 atlet diperkirakan akan bertanding di Olimpiade Tokyo, namun tindakan anti-virus membatasi waktu mereka berada di Olympic Village yang artinya tidak semua akan bisa menghadiri perayaan pembukaan dan penutupan.
Penyelenggara juga akan mempertimbangkan kembali berapa banyak atlet bisa ambil bagian dalam upacara tersebut, dan bagaimana membawa mereka ke dalam stadion dengan aman.
"Untuk memastikan keselamatan dan keamanan atlet dan menyederhanakan operasi pada Olimpiade Tokyo 2020, kami yakin perlu mempertimbangkan kembali jumlah peserta pada upacara pembukaan dan penutupan dan bagaimana mereka akan memasuki stadion," kata komite penyelenggara dalam satu pernyataan seperti dikutip AFP.
Laporan di surat kabar Yomiuri Shimbun mengatakan, Komite Olimpiade Internasional (IOC) memperkirakan hanya 6.000 atlet yang ambil bagian dalam upacara pembukaan pada 23 Juli, mengutip sumber yang tidak disebutkan.
Penyelenggara Tokyo 2020 mengatakan, rinciannya masih dikerjakan dalam diskusi dengan IOC dan organisasi lainnya, dan pendekatan tertentu belum diputuskan.