REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juara dunia Formula 1 (F1) 2009 Jenson Button akan kembali menimba ilmu di sekolah balap sebelum menjalani salah satu ujian paling ekstrem dalam karier balapnya. Pembalap berusia 41 tahun asal Inggris itu akan membalap untuk timnya sendiri di ajang balap offroad elektrik Extreme E yang bakal debut di Arab Saudi pada April.
Pembalap yang terkenal dengan gaya membalapnya yang halus di trek itu bakal membutuhkan ketrampilan yang berbeda untuk lintasan offroad.
"Saya akan memiliki pekan-pekan yang sibuk sebelum balapan pertama. Saya akan ke sekolah pekan ini. Saya akan ke sekolah reli," kata Button dari rumahnya di Los Angeles dalam sesi wawancara virtual dengan Reuters, Selasa (26/1).
Ia juga akan menjalani sejumlah kursus singkat di LA, membalap di trek tanah. Button mengaku masih menantikan ujian Extreme E agar siap untuk balapan pertama.
"Menghadapi lawan seperti (juara dunia reli sembilan kali) Sebastian Loeb dan (juara Dakar tiga kali) Carlos Sainz, adalah semacam mimpi yang menjadi kenyataan. Mereka adalah pahlawan bagi saya," kata Button, yang pada 2019 mengikuti offroad Baja 1000 di Meksiko.
"Saya membalap di F1 dan saya akan melihat mereka dan berpikir bahwa apa yang bisa mereka lakukan dengan mobil itu tidaklah nyata. Jadi melawan mereka akan cukup keren."
Extreme E digagas oleh Alejandro Agag, pendiri dari ajang balap mobil elektrik Formula E. Extreme E akan memulai kampanye perdana mereka dengan balapan pembuka di Arab Saudi pada 3-4 April, mundur dari jadwal semula yaitu 20-21 Maret.
Seri ini juga akan menyinggahi lokasi-lokasi terpencil dan terganas di berbagai belahan dunia seperti Senegal, Greenland, hutan hujan tropis Brasil hingga gletser di Tierra del Fuego, Argentina, untuk mengusung misi meningkatkan kesadaran terhadap perubahan iklim.
Extreme E akan diikuti...