Rabu 03 Feb 2021 19:29 WIB

Menpora: Kapolri Sambut Baik Digelarnya Kompetisi Olahraga

Dampak tidak adanya kompetisi bukan hanya urusan prestasi olahraga.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali.
Foto: istimewa
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menpora Zainudin Amali mengatakan, Kapolri yang baru Komjen Polisi Listyo Sigit Prabowo menyambut baik digelarnya kompetisi olahraga. Hal ini diungkapkan Menpora dalam acara webinar yang digelar SIWO PWI Pusat pada Rabu (3/2).

Dalam diskusi virtual yang mengangkat tema, "Harapan Olahraga Indonesia di Tengah Pandemi", Menpora mengatakan saat rapat di istana ia bertemu dengan Kapolri baru dan Kapolri menyambut baik digelarnya kompetisi olahraga. Tetapi memang perlu ada pembahasan bersama nantinya.

"Kapolri menyambut baik, namun beliau menyatakan yang terpenting tidak akan ada klaster baru Covid-19 dari kegiatan kompetisi olahraga. Jadi nanti semua stakeholder olahraga harus duduk bersama untuk mencari titik temu," ujar Menpora. "Kita tidak tahu pandemi Covid-19 ini sampai kapan. Mari segera kita pikirkan bagaimana caranya, kita menggelar kegiatan yang aman. Kita sekali lagi akan undang cabor yang ada liga profesionalnya. Nanti akan kita sampailah ke Kapolri."

Menpora menambahkan, saat ini masyarakat bukan hanya mendesak atau menuntut, tetapi di medsos sudah lebih dari itu. Karena dampak tidak ada kompetisi bukan hanya urusan prestasi olahraga.

"Dampak ekonomi juga cukup besar, bukan atlet dan pelatih tetapi lingkungan lokasi kegiatan tersebut. Pedagang, tukang parkir. Untuk sepak bola dalam satu tahun kerugian ditaksir Rp 2,5 - 3 triliun. Bahkan ada klub sepak bola yang membubarkan sementara," ungkap Menpora.

"Masyarakat yang menjalani PSBB di rumah juga butuh hiburan kompetisi olahraga. Atlet butuh kompetisi untuk pembentukan tim nasional yang tangguh. Nanti lihat daerah yang tidak zona merah bisa saja diizinkan. Untuk sepak bola misalnya, PSSI akan sangat ketat, misalnya hanya dipusatkan di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah dan Yogyakarta, jadi mobilitas bisa ditekan," pungkas Menpora.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement