REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PSSI memohon suporter sepak bola Indonesia agar menaati aturan tidak mendatangi stadion dan menggelar nonton bareng jika kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Indonesia sudah mendapat lampu hijau dari kepolisian.
"Suporter jadi perhatian luar biasa, apabila (kompetisi) diizinkan itu tanpa penonton dan juga suporter tidak diperbolehkan nonton bareng atau membuat kerumunan," kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan seusai menggelar pertemuan dengan Kemenpora dan Polri di Wisma Kemenpora, Rabu (10/2).
Dalam pertemuan itu, PSSI memaparkan rencana kompetisi dan turnamen di tengah pandemi, termasuk bagaimana sistem protokol kesehatan diterapkan saat pertandingan.
Polri sendiri belum bisa memutuskan dari hasil pertemuan itu dan akan mengevaluasi serta mengkaji lebih dalam sejumlah teknis yang disampaikan PSSI.
Paling dikhawatirkan polisi adalah suporter yang nekat mendatangi stadion sehingga membentuk klaster baru penularan, apalagi Indonesia dikenal memiliki pendukung sepak bola fanatik dan hal ini mesti mendapatkan perhatian khusus.
Menurut Iriawan, apabila kompetisi berjalan dan polisi menemukan ada kerumunan, baik yang datang ke stadion maupun menggelar nonton bareng, maka izin bisa kembali dicabut dan sepak bola Indonesia kembali vakum.
"Apabila itu terjadi maka akan dievaluasi kembali terkait izin. Nonton bareng itu dilarang. Kepada seluruh suporter ikuti (aturan). Siaran pertandingan baik pramusim maupun kompetisi akan disiarkan di televisi dan nonton di televisi saja," kata Iriawan.
Senada dengan Iriawan, Menpora Zainudin Amali meminta suporter agar mengikuti setiap aturan yang bakal berlaku. Apabila ketahuan ada yang melanggar maka sanksi berat akan menunggu di depan mata.
"Mudah-mudahan segera akan ada keputusan dan penekanan dari ketum menjadi perhatian kita semua. Apabila (kompetisi) diizinkan tidak ada penonton, tidak ada nonbar. Biasa saja mereka tidak datang ke stadion tapi bisa saja nonbar, dan sanksinya berat," kata dia.