Kamis 18 Mar 2021 20:08 WIB

Atlet Indonesia Didepak, Ini Respons KBRI untuk Inggris

Alhasil, tim Indonesia diharuskan menjalani masa isolasi selama 10 hari terhitung.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo terpaksa mengubur asa setelah Indonesia dicoret dari All England 2022.
Foto: Action Images via Reuters/Andrew Boyers
Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo terpaksa mengubur asa setelah Indonesia dicoret dari All England 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dubes Republik Indonesia (RI) untuk Inggris, Desra Percaya, menyatakan, telah memberikan sejumlah opsi kepada Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) dan pihak penyelenggara gelaran All England 2021 terkait pencoretan tim Indonesia di salah satu turnamen Superseries Premier tersebut. Opsi itu termasuk kemungkinan penundaan gelaran All England 2021. 

Desra mengakui, telah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, mulai dari National Health Service (NHS) dan Direktur Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri, Sarah Cook, menyusul dicoretnya tim Indonesia di gelaran All England 2021. 

Kantor KBRI London, menurut Desra, telah meminta klarifikasi kepada NHS terkait masa isolasi 10 hari yang harus dilakoni sebagian besar anggota tim Indonesia di All England 2021. Pasalnya, Desra menilai, ada diskriminasi, perlakuan tidak adil, dan tidak ada transparansi dalam keputusan pencoretan tim Indonesia tersebut.

Sebelumnya, BWF dan penyelenggara All England memutuskan mencoret tim Indonesia di gelaran All England 2021. Langkah BWS dan pihak penyelenggara ini berdasarkan pada temuan NHS, yang menyebut tim Indonesia berada satu pesawat dengan penumpang yang kedapatan terjangkit Covid-19. 

Alhasil, tim Indonesia diharuskan menjalani masa isolasi selama 10 hari terhitung, sejak kedatangan di Birmingham, Inggris, pada Sabtu, 13 Maret waktu setempat, hingga 23 Maret mendatang. Dengan begitu, Indonesia tidak bisa melanjutkan kiprahnya di gelaran All England tahun ini. 

"Padahal, Indonesia sudah tampil di nomor tunggal putra dan ganda putra dengan keberhasilan pasangan ganda putra, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan tunggal putra, Jonatan Christie, melaju ke putaran kedua," kata Desra dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/3) WIB. 

Desra pun menyebut, demi menjamin tidak adanya diskriminasi, perlakuan tidak adil, dan adanya transparansi, KBRI London telah memberikan sejumlah opsi pada penyelenggara All England dan BWF. Opsi pertama, anggota tim Indonesia, termasuk atlet, diberikan kesempatan untuk melakukan tes PCR sesegera mungkin. Nantinya, hasil dari tes PCR tim Indonesia itu dapat dijadikan pertimbangan untuk langkah selanjutnya.

''Selain itu, mengingat tim Indonesia sudah berinteraksi dengan tim-tim negara lain di lokasi pertandingan, maka perlu dipertimbangkan juga gelaran All England ini dihentikan sementara. Artinya, dihentikan sementara semua pertandingan untuk memberikan adanya isolasi mandiri,'' kata Desra.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement