Jumat 19 Mar 2021 00:03 WIB

Insiden All England, Menpora: Jangan Terulang Lagi!

Pemerintah Indonesia akan terus berkomunikasi dengan kedutaan besar di London

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Muhammad Akbar
Menpora Zainudin Amali.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Menpora Zainudin Amali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali berharap kejadian yang menimpa atlet bulutangkis Indonesia yang dilarang tampil di kejuaraan All England 2021 tidak terjadi di cabang olahraga lain. Ia juga berharap kejadian semacam itu jangan sampai lagi terulang.

Lebih lanjut Menpora meminta agar setiap pengurus cabang olahraga (cabor) dapat berkomunikasi secara intensif dengan federasi internasionalnya.

"Ini menjadi catatan kita dan akan kami sampaikan kepada pimpinan-pimpinan federasi nasional, untuk berkomunikasi terus-menerus dengan federasi internasionalnya agar hal serupa seperti di bulutangkis ini tidak terjadi lagi," kata Zainudin, Kamis (18/3).

Kemenpora berharap kejadian atlet-atlet bulutangkis Indonesia yang gagal ke All England supaya benar-benar ditelusuri. Ia juga berharap federasi internasional bulutangkis (BWF) harus mencontoh cabor lain seperti sepakbola yang menurutnya sangat serius berkomunikasi dengan tempat penyelenggaraan.

"Sebab, jika kita sudah persiapkan dengan baik dan semua sudah oke, tapi muncul hal seperti ini, pasti akan muncul demoralisasi dari pelatih, pemain bahkan mungkin dari keluarga," ujarnya.

"Saya sangat menyayangkan atas apa yang dialami oleh tim bulutangkis kita. Hal ini tidak boleh terulang lagi. Oleh karena itu kita harus memastikan kejadian sebenarnya seperti apa," ucapnya menambahkan.

Baca juga : Top 5 News: Gibran Bahas Persis, Indonesia di-WO All England

Zainudin menyampaikan, pihaknya menempatkan bulutangkis di peringkat pertama dari 14 cabor unggulan dalam desain besar olahraga nasional. Ia mewanti-wanti adanya pengaruh buruk akibat sikap BWF terhadap tim bulutangkis Indonesia yang batal berlaga di All England.

"Di dalam desain besar Olahraga Nasional, kami tempatkan 14 cabor unggulan. Dan bulutangkis ini dirangking pertama. Kalau setiap kita bertanding mendapatkan perlakuan tidak adil seperti ini, itu akan berakibat kepada demoralisasi dari pelatih, dari pemain, bahkan mungkin dari keluarga," kata dia.

Ia menegaskan pihaknya akan terus berkomunikasi dengan kedutaan besar Indonesia di London untuk menanyakan kejadian yang sebenarnya.

"Kepada dubes, saya akan tanya dan kepada teman-teman PBSI juga akan saya dorong berkomunikiasi dengan BWF baik yang internasional maupun Asia. Terlebih Presiden BWF Asia adalah orang kita Mas Anton Subowo. Semoga beliau bisa bantu menjelaskan ini, tidak hanya clear tapi juga jangan sampai terulang lagi," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement