REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Presiden Komite Olimpiade Italia (CONI) Giovanni Malago mengakui negaranya sedang berjuang untuk memenuhi ketetapan UEFA. Ini terkait tugas Italia sebagai salah satu tuan rumah Euro 2020 (Piala Eropa) edisi terkini.
UEFA meminta jaminan bakal hadirnya penonton di stadion. Pemerintah Italia terbuka akan hal itu. Mereka melibatkan Komisi Teknis Ilmiah (CTS) terkait pengaturan protokol kesehatan. Permasalahan muncul karena perbedaan tenggat waktu di kedua belah pihak.
UEFA menetapkan 7 April sebagai batas waktu bagi Italia untuk mengonfirmasi apakah bisa menjadi tuan rumah atau tidak. Nantinya bakal ada tiga pertandingan pada putaran grup, ditambah satu laga perempat final pada Juni hingga Juli 2021. Namun saat ini, CTS belum bisa menjamin hadirnya penggemar di Stadion Olimpico, Roma.
"Kami ingin kembali ke jalurnya secepat mungkin, tetapi perlu waktu untuk merencanakan semuanya," kata Giovanni, dikutip dari Football Italia, Jumat (9/4).
UEFA menuntut kepastian. Negeri Piza mengusahakan hal itu. Namun pandemi Covid-19 membuat segalanya harus diperhitungkan dengan matang.
Irlandia salah satu negara yang berisiko kehilangan jatah sebagai tuan rumah kompetisi antarnegara Eropa ini. Sebab, pemerintah setempat belum bisa menjamin kehadiran penonton di berbagai arena di kota Dublin. Kasusnya mirip dengan yang dihadapi Negeri Piza.
"Masih harus dilihat apakah Roma bakal dicopot dari peran sebagai tuan rumah," demikian laporan dari Football Italia.
Jika semua berjalan mulus, Italia memegang peranan penting. Bukan sekadar empat pertandingan yang bakal dimainkan di negara tersebut, melainkan juga upacara pembukaan. Opening seremoni Euro 2020/Euro 2021 rencananya berlangsung di Roma pada 11 Juni 2021.
Piala Eropa edisi terkini merupakan ajang yang mengalami penundaan. Seharusnya Piala Eropa digelar tahun lalu, tapi diundur setahun akibat Covid-19.
Ikuti Whatsapp Channel Republika