REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Chelsea sudah menempatkan satu kaki di semifinal Liga Champions, usai menang 2-0 atas FC Porto di leg pertama perempat final pekan lalu. Kini, jelang leg kedua ada beberapa catatan penting di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla, seperti dikutip dari Sportsmole, Selasa (13/4).
Mampukah skuad Chelsea meredam suara bising dari luar?
Pelatih Chelsea Thomas Tuchel telah memerintahkan pemainnya untuk mengabaikan gambaran besar pekan ini, dan biarkan orang lain 'membebani pikiran mereka' dengan peluang the Blues mendapatkan trofi musim ini. Chelsea memang tidak 'dihitung' sebagai kandidat juara Liga Champions, dengan adanya Paris Saint-Germain, Bayern Muenchen, Real Madrid, dan Manchester City. Kenyataannya, Chelsea masih bermain di semifinal Piala FA melawan Manchester City dan Porto di perempat final Liga Champions.
The Blues sangat butuh 'pemimpin emosional' saat ini
Tuchel menyatakan kalau Kai Havertz bukan salah satu 'pemimpin emosional', setelah kemenangan 4-1 atas Crystal Palace. Jadi saat diminta siapa yang bisa jadi penyemangat di ruang ganti Chelsea, Tuchel menyebut ada Toni Rudiger, Cesar Azpilicueta, dan Mateo Kovacic.
Chelsea kembalikan performa terbaik Kante
Gelandang asal Prancis itu telah mendapatkan performa terbaiknya di bawah kepelatihan Tuchel. Kante dikembalikan ke posisi dasarnya di lini tengah. Kante mungkin tidak cukup bugar untuk mengawali pertandingan sejak menit pertama, setelah masalah hamstring. Meski demikian Tuchel akan menunggu sampai persiapan terakhir untuk menilai situasi Kante.
Porto bertekad mengandalkan senjata alami klub
Konferensi pers Porto jelang pertandingan, didominasi oleh pernyataan soal kembalinya 'gaya Porto', yang mengedepankan sikap dan kerja keras dibandingkan taktik. Tim yang bermarkas di Estadio Do Dragao itu ingin mencetak sejarah yang membanggakan klub, dan bisa mendapatkan keberuntungan dalam pertandingan di Sevilla ini.