REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Situasi berbanding terbalik dialami Bayern Muenchen dan Paris Saint-Germain (PSG)a jelang laga leg kedua babak perempat final Liga Champions, dibandingkan saat keduanya tengah bersiap melakoni leg pertama, tengah pekan lalu. Kemenangan 3-2 atas Die Bayern di leg pertama terbukti mampu mengangkat performa dan kepercayaan diri para penggawa Les Parissien.
Sebelum bertandang ke kandang Die Bayern, PSG menyerah di tangan Lille, 0-1. Namun, pasca laga tersebut, Les Parissien sukses membungkam Strasbourg, 4-1, di lanjutan Ligue 1, akhir pekan lalu. Sementara kondisi berbeda justru dialami Die Bayern.
Juara bertahan Liga Champions itu menatap leg pertama dengan optimisme tinggi setelah membekuk RB Leipzig, 1-0. Namun, hasil imbang, 1-1, saat meladeni perlawanan Union Berlin di lanjutan Bundesliga, akhir pekan lalu, akhirnya melengkapi rentetan tidak pernah menang Muenchen di dua laga terakhir, diawali dengan kekalahan dari PSG di Stadion Allianz, Arena, di leg pertama babak perempat final Liga Champions.
Kini, dengan perbedaan catatan performa di laga terakhir tersebut, kedua tim akan saling berhadapan di leg kedua babak perempat final Liga Champions, yang bakal digelar di Stadion Parc de Princess, Rabu (13/5) dini hari WIB. Buat Muenchen, kekalahan di leg pertama, diikuti dengan hasil imbang, 1-1, dari Union Berlin, disebabkan kurangnya faktor keberuntungan dalam penyelesaian akhir serangan.
Klaim ini tidak sepenuhnya salah. Di dua laga tersebut, Muenchen mengemas total 45 tembakan dengan 14 tembakan tepat mengarah ke arah gawang. Bahkan, di laga kontra PSG, Muenchen mengemas 31 tembakan, termasuk 12 tembakan tepat ke arah gawang.
Ujungnya, tim besutan Hansi Flick itu hanya mengemas dua gol dari semua upaya yang ditorehkan di laga tersebut. Pelatih Bayern Muenchen, Hansi Flick, mengakui, dari segi bangunan serangan dan variasi serangan, tidak ada yang salah dari yang ditampilkan anak-anak asuhnya di laga tersebut.
Pendekatan ini pula, yang agaknya, akan kembali diterapkan Flick kala memimpin anak-anak asuhnya bertandang ke Stadion Parc de Princess. Satu-satunya catatan penting di laga leg pertama, tutur Flick, adalah tingkat keberhasilan anak-anak asuhnya dalam mengonversi peluang-peluang tersebut.
Aspek inilah yang mesti ditingkatkan para penggawa Muenchen demi meraih kemenangan dengan selisih dua gol di laga leg kedua seraya mengamanankan satu tempat di partai semifinal Liga Champions.
''Hasil di leg pertama tidak mengubah apapun. Target kami adalah melangkah ke babak semifinal. Kami mesti bisa memanfaatkan peluang-peluang yang terbuang, tidak seperti di leg pertama. Kami bisa mencetak lebih dari dua gol dibanding mereka. Saya rasa, para pemain sudah tidak sabar untuk melakoni laga tersebut,'' tutur Flick seperti dilansir Onze Mondial, Senin (12/4).
Hal senada diungkapkan gelandang serang Muenchen, Thomas Mueller. Meski mengakui timnya berada dalam posisi sulit akibat hasil di leg pertama, Mueller menegaskan, Muenchen masih memiliki peluang untuk bisa lolos ke babak semifinal.
''Tidak ada yang salah dari pendekatan dan sikap kami terhadap laga tersebut. Kami tinggal menajamkan indera kami dan fokus, baik saat menghentikan serangan mereka, ataupun kala menaikkan tingkat konversi peluang menjadi gol di depan mulut gawang,'' kata gelandang serang asal Jerman itu di laman resmi Bundesliga.
Di sisi lain, pilihan taktik pelatih PSG, Mauricio Pochettino, dalam meredam permainan Die Bayern terbukti efektif di leg pertama. Di laga tersebut, PSG terlihat mengandalkan serangan balik cepat untuk bisa mencuri gol. Dengan kualitas pemain top yang dimiliki PSG di lini depan, seperti Kylian Mbappe ataupun Neymar, sebuah serangan balik tentu akan sangat berbahaya buat tim sekuat apapun, termasuk Muenchen.
Penampilan apik Mbappe di leg pertama, kala memborong dua gol, ditambah sumbangan satu gol saat PSG membungkam Strasbourg, 4-1, akhir pekan lalu, sepertinya akan membuat Pochettino kembali mengandandalkan penyerang asal Prancis itu di leg kedua.
Namun, kabar paling menyenangkan buat Pochettino terkait kesiapan skuat PSG di laga leg kedua rasanya datang dari Marco Verratti. Gelandang asal Italia dikabarkan telah pulih dari Covid-19 dan sudah bisa diturunkan di laga ini. Verratti dinilai bakal memainkan peran penting dalam meredam berbagai serangan Muenchen, termasuk dengan kemungkinan menginisiasi serangan balik cepat lewat operan terukur dari lapangan tengah.
Kendati begitu, Pochettino mengakui, timnya setidaknya harus bisa mengulangi performa seperti di leg pertama dalam laga tersebut. Pelatih asal Argentina itu pun menyebut, terlepas dari hasil di leg pertama, Muenchen masih menjadi salah satu tim terbaik di Eropa. PSG, tutur Pochettino, mesti siap menderita dan tampil habis-habisan di laga itu.
''Tugas kami masih jauh dari kata selesai. Kami akan kembali menghadapi salah satu tim terkuat di dunia pada tengah pekan ini. Kami mesti bisa mengulangi performa apik di leg pertama, tapi kami tahu, kami akan sedikit menderita di laga ini. Namun, untuk bisa melangkah ke babak selanjutnya, kami siap melakukan apapun,'' kata Pochettino seperti dilansir CalcioNews, Senin (12/4).
Trivia Angka
0 -- Muenchen tidak pernah gagal mencetak gol dalam lima laga terakhir di pentas Liga Champions. Selama periode tersebut, Muenchen total mengemas 16 gol
3 -- PSG menelan tiga kekalahan dalam lima laga kandang terakhir di semua ajang. Tidak hanya itu, dari lima laga tersebut, PSG hanya bisa mengemas satu kemenangan
5 -- Les Parissien berhasil lima kemenangan dalam enam laga terakhir di pentas Liga Champions
18 -- Dalam 20 laga terakhir di pentas Liga Champions, Muenchen tercatat berhasil mengemas setidaknya dua gol di 18 partai
6 -- Dari 11 pertemuan antara kedua tim, PSG lebih unggul dibandingkan Muenchen. PSG sukses enam kali menundukan Muenchen, sedangkan Die Bayern hanya empat kali mengalahkan PSG dari 11 pertemuan tersebut.