Kamis 22 Apr 2021 17:09 WIB

Conte Kritik UEFA dan Liga Super Eropa

Dia mengatakan, UFEA tak menginvestasikan apapun untuk klub.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Reaksi Antonio Conte saat pertandingan sepak bola Serie A Italia Bologna FC vs FC Inter Milan di stadion Renato Dall
Foto: ELISABETTA BARACCHI/ANSA
Reaksi Antonio Conte saat pertandingan sepak bola Serie A Italia Bologna FC vs FC Inter Milan di stadion Renato Dall

REPUBLIKA.CO.ID, SAN SIRO--Pelatih Inter Milan Antonio Conte mengkritik Federasi Sepakbola Eropa (UEFA) dan Liga Super Eropa. Conte tak menyukai ide Liga Super Eropa. Namun Conte juga mempertanyakan penggunaan dana oleh UEFA.

Inter satu dari 12 klub pendiri Liga Super Eropa. Namun proyek tersebut akhirnya gagak setelah mendapatkan penolakan luas dari berbagai pihak. Sebagian besar klub yang terlibat, termasuk Inter pun mengundurkan diri.

Conte tak menyukai gagasan bahwa tim-tim di liga tidak harus lolos ke kompetisi Eropa. Namun juga mempertanyakan UEFA yang menegoisasi proposal terkait Liga Super Eropa. Terkait Liga Champions dan Liga Europa, menurutnya harus diisi oleh mereka yang pantas mendapatkannya.

"Pertama-tama, olahraga harus selalu meritokratis,” kata Conte, Kamis (22/4).

Conte juga mengkritik UEFA yang mengatur semua kompetisi namun hanya menyisihkan sebagian kecil uang untuk klub. Mantan pelatih Juventus itu menegaskan klub harus diberi penghargaan yang lebih tepat. Adapun UFEA tak menginvestasikan apapun untuk klub.

Liga Super Eropa memiliki misi meningkatkan pendapatan klub sepakbola top Eropa. Kompetisi ini juga memungkinkan mendistribusikan lebih banyak uang dari sisa kompetisi.

Tetapi gagasan tersebut ditentang UEFA, tim lain dan organisasi penggemar dengan menilai kompetisi tersebut hanya akan meningkatkan kekuatan dan kekayaan klub elit. Selain itu Liga Super Eropa juga dikritik karena sistem yang tertutup sehingga itu bertentangan dengan model lama sepakbola Eropa yang terbuka.

UEFA pun menjawab mengenai pendistribusian pendapatan. Mereka mengeklaim telah mendistribusikan hampir 90 persen dari semua pendapatan kembali ke kompetisi di dalamnya terdapat klub peserta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement