REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pelatih AS Roma, Paulo Fonseca, menyebut, setidaknya ada dua faktor utama penyebab kekalahan telak yang dialami anak-anak asuhnya di leg pertama babak semifinal Liga Europa, Jumat (30/4) dini hari WIB. Selain kehilangan tiga pemain akibat cedera pada babak pertama, mentalitas bertanding pada penggawa I Giallorossi juga merosot drastis pasca gol ketiga United.
Lawatan Roma ke kandang United, Stadion Old Trafford, berujung menjadi mimpi buruk klub asal Ibukota Italia tersebut. Satu-satunya wakil Italia yang masih tersisa di pentas kompetisi Eropa musim ini tersebut menelan kekalah telak, 2-6, dari tim tuan rumah. Padahal, I Giallorossi sudah mampu menutup babak pertama dengan keunggulan, 1-2.
Setelah kecolongan pada menit kesembilan lewat gol dari Bruno Fernandes, Roma berhasil membalas lewat gol penalti Lorenzo Insigne pada menit ke-15 dan gol via sepakan kaki kiri Edin Dzeko pada menit ke-33.
Namun, keunggulan ini tidak berbekas pada babak kedua. Performa Chris Smalling dan kawan-kawan justru turun drastis pada babak kedua. Gol Edinson Cavani pada menit ke-48 menjadi awal petaka buat Roma.
Berselang 16 menit setelah gol tersebut, Cavani menambah catatan golnya di laga tersebut. Kemudian, diikuti oleh gol penalti Bruno Fernandes pada menit ke-71, United akhirnya menutup pesta gol tersebut dengan dua gol, yang masing-masing dicetak Paul Pogba pada menit ke-75 dan Mason Greenwood pada menit ke-86.
Atas hal itu, Fonseca tidak habis pikir dengan perubahan permainan yang ditampilkan pada babak pertama dengan babak kedua. Pada paruh kedua pertandingan, Roma dinilai tidak memiliki agresivitas, kerap melakukan kesalahan, dan meninggalkan banyak celah serta ruang kosong di lini belakang.
''Sangat positif bisa berada di partai semifinal dan tampil cukup apik pada babak pertama. Hal itu membuktikan, kami sebenarnya bisa bersaing. Namun, pada babak keduanya, semua yang kami lakukan tidak ada yang tepat. Sulit dijelaskan, bagaimana tim yang sama tampil begitu mengecewakan pada babak kedua, usai tampil cukup apik pada babak pertama,'' kata Fonseca seperti dilansir Football Italia, Jumat (30/4).
Eks pelatih Shakhtar Donetsk itu menyebut, ada dua penyebab besar kegagalan timnya meraih kemenangan di laga ini. Pertama, ditariknya tiga pemain pada babak pertama lantaran mengalami cedera.
Fonseca terpaksa menarik keluar gelandang Jordan Veretout pada menit kelima, penjaga gawang, Pau Lopez, pada menit ke-28, dan bek sayap Leonardo Spinazzola pada menit ke-37. Akibat tiga pergantian tersebut, Roma sudah menghabiskan kuota pergantian pemain, sebanyak tiga kali.
Ujungnya, I Giallorossi mesti tampil dengan pemain yang sama selama lebih dari 50 menit laga. Selain itu, ada pula faktor kekuatan mental. Begitu United mencetak gol ketiga pada awal babak kedua, para penggawa Roma tidak memiliki mentalitas bertanding yang cukup kuat untuk bisa bangkit dan mencetak gol penyeimbang.
''Saya tidak yakin, ini disebabkan soal pilihan taktik. Seperti yang kami tunjukan pada babak pertama, kami bisa meredam permainan mereka. Kami kehilangan sejumlah pemain penting pada babak pertama. Selain itu, kami tidak memiliki mentalitas yang cukup kuat setelah kebobobolan gol ketiga. Saya rasa, itu yang menjadi masalah,'' tutur Fonseca.
Secara khusus, Fonseca menyebut, gol Cavani pada menit ke-48 menjadi titik awal keterpurukan timnya di laga tersebut.
''Saat skor, 3-2, kami sudah tidak bisa memberikan reaksi. Ini adalah masa psikologis. Selain itu, Amadou Diawara dan Chris Smalling sudah kelelahan. Saya tidak bisa menarik mereka (habisnya kuota pergantian pemain). Saya tidak mau membuat alibi atas kekalahan itu. Saya tetap bertanggung jawab atas kekalahan ini. Saya hanya menuturkan apa yang terjadi di laga tersebut,'' kata Fonseca.