REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggara Olimpiade Tokyo mengakui ada kekhawatiran dari warga Sapporo terkait rencana uji coba maraton di bagian utara kota tersebut di tengah meningkatnya kasus Covid-19. Meski begitu, penyelenggara mengatakan sedang menerapkan langkah-langkah untuk mengadakan acara tersebut dengan aman.
Seperti dilaporkan Reuters, Selasa (4/5), acara uji coba marathon -- yang kemudian menjadi lari setengah marathon dan perlombaan 10K -- akan diadakan pada Rabu, mulai dari taman Odori Sapporo.
Wakil direktur eksekutif biro operasi Olimpiade Tokyo 2020, Yasuo Mori, membahas kekhawatiran warga di tengah lonjakan kasus Covid-19 di kota itu. "Kami sepenuhnya menyadari warga (Sapporo) merasa tidak nyaman dengan situasi saat ini, dan kami melakukan berbagai langkah karena kami ingin mempersiapkan acara di mana orang bisa merasa sedikit lebih nyaman," kata Mori.
Di Hokkaido, kasus harian baru mencapai rekor 326 pada Minggu (3/5). Prefektur itu berencana untuk menyerukan tindakan pencegahan penyebaran virus corona yang lebih kuat di Sapporo, termasuk jam buka restoran yang lebih pendek dan mengimbau agar lebih banyak orang bekerja dari rumah.
Acara uji coba diperkecil karena situasi virus corona dengan hanya 93 pelari yang berencana ambil bagian dalam setengah maraton. Rencana awal 2.500 pelari dibatalkan.Mori juga berbicara tentang "langkah-langkah ketat" yang diberlakukan kepada enam atlet asing yang telah masuk Jepang untuk acara tersebut, dengan pemeriksaan harian dan tidak diizinkan menggunakan transportasi umum.
Marathon Olimpiade dijadwalkan akan diadakan dari 5 hingga 8 Agustus di Sapporo. Awalnya direncanakan berlangsung di Tokyo, tetapi Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Oktober 2019 mengumumkan acara tersebut akan dipindahkan ke Sapporo untuk menghindari terik musim panas Tokyo.
Keputusan itu mengejutkan penyelenggara Olimpiade Tokyo, yang telah melakukan perencanaan ekstensif untuk acara tersebut, termasuk serangkaian tindakan pendinginan untuk para atlet.
Tokyo dan tiga daerah lainnya berada dalam keadaan darurat Covid-19 langkah pihak berwenang dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona yang kembali meningkat di negara tersebut dalam waktu kurang dari tiga bulan sebelum Olimpiade dimulai.