REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 10 negara Afrika terancam harus mengungsi ke luar negeri saat memainkan pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022, setelah konfederasi sepak bola benua itu, CAF, merilis hasil peninjauan kelaikan penggunaan stadion kandang seluruh peserta. Dari 40 negara peserta putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Afrika, CAF lewat pesan yang diedarkan ke anggotanya hanya mencantumkan 30 negara yang stadionnya dinilai laik dipakai.
Di antaranya 10 negara itu terdapat Senegal, yang tampil di putaran final Piala Dunia 2018 lalu di Rusia, serta Mali yang merupakan unggulan Grup E. Selain itu, stadion-stadion kandang yang diajukan Burkina Faso, Republik Afrika Tengah, Liberia, Malawi, Namibia, Niger dan Sierra Leonne juga ditolak CAF, di tengah upaya konfederasi itu menindak buruknya infrastruktur pertandingan di benua tersebut.
Negara-negara itu kini menghadapi tenggat waktu yang ketat untuk memperbaiki stadion kandang masing-masing sebelum rangkaian pertandingan putaran kedua mulai 5 Juni, atau mereka terpaksa mengungsi ke negara lain.
Senegal akan mengawali perjuangan mereka di Grup H dengan laga kandang menjamu Togo pada pekan pertama Juni, tetapi Stadion Leopold Senghor saat ini ditutup karena renovasi. Stadion kandang alternatif yang belakangan dipakai untuk laga-laga internasional dinyatakan tidak layak oleh CAF.
Republik Demokratik Kongo, Libya dan Uganda mendapati stadion utama mereka ditolak oleh CAF, tetapi diizinkan tetap main di negaranya sendiri di stadion alternatif yang lebih kecil.
Putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Afrika diikuti 40 negara yang terbagi dalam 10 grup berisi empat dan masing-masing negara akan main enam kali hingga Oktober nanti. Setiap pemenang fase grup akan diundi dalam lima pertandingan kandang-tandang yang memperebutkan lima tiket putaran final di Qatar tahun depan.
Sepak bola Afrika sudah lama terganjal oleh buruknya fasilitas stadion dan lapangan yang tidak memenuhi standard. CAF secara berkesinambungan memperlihatkan tekad lebih besar untuk mencari jalan keluar atas stadion-stadion yang tidak laik pakai.
Kendati demikian, pada Maret lalu, larangan pakai serupa dibatalkan pada menit-menit akhir untuk pertandingan putaran terakhir kualifikasi Piala Afrika. CAF saat itu tidak memberi penjelasan apa pun atas keputusan tersebut.