REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Manajemen Arema FC menyatakan tidak ingin melakukan spekulasi. Arema menyerahkan sepenuhnya terkait keputusan format Liga 1 kepada Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Media Ofiser Arema FC Sudarmaji mengatakan, sampai saat ini memang tengah berkembang wacana liar terkait format kompetisi Liga 1 2021 di tengah pandemi Covid-19, yang salah satunya memperdebatkan ada atau tidak adanya sistem degradasi.
"Arema FC akan menunggu dinamika perkembangan terkait persiapan kompetisi sejauh ini seperti apa. Sebagian klub memang mengusulkan wacana tersebut, tapi bagi Arema FC keputusannya adalah tetap di Kongres," kata Sudarmaji, Kamis (6/5).
Sudarmaji menambahkan, saat ini hal yang paling mendasar dan penting untuk dilakukan adalah kompetisi digelar dalam kondisi darurat pandemi Covid-19. Sehingga banyak hal yang berbeda dibanding musim kompetisi sebelumnya.
Diharapkan, lanjut Sudarmaji, akan ada kajian terkait pelaksanaan Liga 1 pada masa pandemi Covid-19 karena pelaksanaan Liga 1 2021 akan berdampak langsung terhadap kelangsungan hidup masing-masing klub.
"Namun yang harus menjadi fokus adalah bahwa kompetisi digelar dalam kondisi darurat pandemi yang memang berdampak terhadap aktivitas sekaligus kelangsungan hidup klub, maka yang perlu dikaji adalah tentang kondisi tersebut," ujar Sudarmaji.
Arema sejauh ini masih terus mendukung penuh pelaksanaan kompetisi di tengah pandemi Covid-19, dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Berbekal pengalaman pada turnamen pramusim Piala Menpora 2021, bisa dijadikan acuan penerapan protokol kesehatan.
"Kompetisi harus didukung penuh untuk tetap digelar, dengan kepatuhan yang tinggi terhadap regulasi protokol kesehatan. Pengalaman Piala Menpora 2021, bisa dikomparasi untuk dijalankan, dan nantinya akan ada evaluasi," jelas Sudarmaji.
Turnamen pramusim Piala Menpora 2021 dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat terhadap para personel yang bertugas. Di Stadion Kanjuruhan Malang, para personel yang bertugas harus menjalani tes usap (swab) antigen sebelum bisa memasuki area yang ditentukan.
Para petugas yang telah menjalani swab antigen dan dinyatakan negatif, tidak diperkenankan untuk meninggalkan area Stadion Kanjuruhan. Seluruh personel diminta untuk tetap berada di dalam area stadion, termasuk pada saat pertandingan berlangsung.