Kamis 03 Jun 2021 17:51 WIB

Robert: Harus Ada Diskusi dengan Klub Soal Format Liga 1

Artinya, kompetisi musim ini tidak ada laga kandang-tandang.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelatih Tim Persib Roberts Rene Albert memantau latihan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (6/3). Persib Bandung terus menggenjot persiapan menjelang pelaksanaan Turnamen Piala Kemenpora 2021.
Foto: PERSIB OFFICIAL
Pelatih Tim Persib Roberts Rene Albert memantau latihan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (6/3). Persib Bandung terus menggenjot persiapan menjelang pelaksanaan Turnamen Piala Kemenpora 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengumumkan format untuk kompetisi Liga 1 2021. Dalam musim ini akan dilakukan sistem kompetisi penuh dengan format gelembung ke gelembung dibagi enam seri.

Pelatih Persib, Robert Rene Alberts memang tidak ingin berkomentar soal format sebelum adanya surat resmi yang dia terima. Namun dia menyebut seharusnya ada diskusi soal regulasi.

"Yang pertama, kami belum tahu regulasinya seperti apa. Kami diberitahu hari ini akan ada virtual meeting. Jadi saya harap semua bisa saling berdiskusi mengenai format yang terbaik dan mempertimbangkan pemain. Orang-orang jangan lupa bahwa pemain bukan robot. Jadi kita lihat apa hasil dari pertemuan hari ini," kata Robert dalam wawancara virtual, Kamis (3/6). 

Hari ini PSSI dan PT Liga Indonesia Baru sebagai operator mengundang manajemen klub Liga 1 dan Liga 2 untuk rapat manajer. Dalam pertemuan ini, dipaparkan format kompetisi, termasuk soal bubble to bubble tersebut.

Artinya, kompetisi musim ini tidak ada laga kandang-tandang seperti musim-musim sebelumnya. Robert menyebut harusnya laga kandang tandang tidak perlu dihapuskan.

"Saya tidak melihat masalah kenapa kami tidak memainkan home and away di Indonesia. Semua sudah mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan, orang-orang mulai melakukan perjalanan lagi," kata Robert.

Robert menyebut tidak mengerti kenapa format laga kandang tandang harus dihapuskan. Di negara lain, bahkan tingkat Eropa, padahal itu tetap dilakukan. 

"Seluruh dunia memainkan liga yang normal, bahkan ada yang sudah bisa disaksikan penonton. Kenapa kami tidak bisa di Indonesia," kata Robert.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement