REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana membahas tentang siasat menuntaskan dualisme yang terjadi pada Arema. Diketahui ada dua tim dengan nama Arema saat ini. Di Liga 1 ada Arema FC sementara di Liga 3 ada Arema Indonesia. Dualisme di tubuh Arema ini sudah berjalan sekiranya satu dekade dan berbagai cara penyatuan telah mengalami kebuntuan.
Langkah penyelesaian yang ditawarkan Gilang adalah dengan penggabungan dua aktifitas pengelolaan sepak bola itu menjadi satu, yakni dengan cara membeli Arema Indonesia yang kini bermain di Liga 3 Regional Jatim.
"Kami sangat membuka diri dan mengajak bersama agar Arema Indonesia menjadi kesatuan besar klub yang dibanggakan Aremania. Ini itikad baik dan jalan kami yang terasa paling tepat untuk menyatukan Arema dengan cara menjadi satu pengelolaan," ujarnya, Jumat (25/6).
Dengan langkah tersebut menurutnya akan lebih mudah pula pihaknya untuk berkoordinasi dengan banyak pihak yang menjadi stakeholder Arema.
Arema Indonesia disebutnya adalah bagian penting sebagai klub yang akan mencetak para pemain muda Arema. Apalagi sekarang Arema FC juga membina usia dini dan remaja yang juga mengikuti kompetisi resmi Elite Pro Academy usia 16, 18, dan 20 tahun.
"Kompetisi Liga 3 menjadi area menambah jam terbang bagi pemain-pemain muda dalam meniti karier di sepak bola. Apalagi ada momentum akan mendekati kompetisi Liga 3 yang segera digelar," tuturnya.
Gilang mengeklaim inisiatif ini murni datang dari dirinya sebagai Aremania. Terlebih para Aremania di luar sana yang sangat mengharap ada langkah kongkrit yang dilakukan karena dualisme tak kunjung usai.
“Saya gabung di sini berangkat dari seorang Aremania dan bukan figur yang selama ini terlibat dalam dualisme. Ini murni untuk menjalani amanah dari Aremania,” kata dia.
Pria berjulukan Juragan 99 ini juga menambahkan bahwa jalan menuntaskan dualisme ini akan ditempuh dengan cara bermartabat dan menjunjung tinggi prinsip kekeluargaan.
“Tentu kami selalu bersedia menyelesaikannya dengan cara yang bermartabat dan menjunjung tinggi prinsip kekeluargaan. Kami sangat membuka diri diskusi bersama pihak Yayasan Arema termasuk keluarga besar pendiri,” kata Gilang.
Novi Zaenal selaku istri mendiang Lucky Acub Zaenal atau Sam Ikul menanggapi rencana jalan penyelesaian prahara dualisme dari Gilang."Arema Not For Sale (Arema tidak untuk dijual)," kata Novi.
Novi menyatakan belum ada pembicaraan apapun kepada pihaknya. Sementara Gilang menyatakan siap jika harus bertemu dengan organ Yayasan Arema termasuk dengan keluarga besar pendiri seperti Acub Zaenal dan Lucky Acub Zaenal.