REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua petenis tuan rumah, Andy Murray serta Dan Evans, tersingkir di putaran ketiga Wimbledon. Murray tak bisa melangkah lebih maju karena dikalahkan petenis asal Kanada Denis Shapovalov dengan skor 6-4 6-2 6-2.
Murray menyusul petenis nomor satu Inggris Evans yang takluk dari petenis ajaib dari Amerika Serikat Sebastian Korda dengan skor 6-3 3-6 6-3 dan 6-4. Korda yang duduk di peringkat 50 dunia tak canggung melawan unggulan ke-22. Ia juga tak gerogi tampil di turnamen besar Wimbledon.
Dengan tersingkirnya Murray dan Evans, Inggris menyisakan dua pemain saja di turnamen ini yaitu Cameron Norries dan tunggal putri Emma Raduacanu. Norries akan melawan petenis veteran Roger Federer, sedangkan Raduacanu akan melawan Sorana Cirstea.
"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya. Saya bekerja keras selama bertahun-tahun untuk bermain di Centre Court dan bertarung lawan Andy dalam pertandingan seperti ini,” kata Shapovalov usai mengalahkan Murray, dilansir dari BBC.
Menurutnya, Murray adalah sosok yang memberikan inspirasi bagi banyak orang, termasuk dirinya. Ia mengeklaim luar biasa bisa meraih kemenangan atas Murray di Wimbledon. Ia tak menyangka bisa bermain lebih baik dari pertandingan sebelumnya.
Murray sudah absen empat tahun, namun ia tampak segar di lapangan. Pada 2019, ia sempat berpikir ingin pensiun karena bersiap memasukkan logam ke pinggulnya melalui operasi pelapisan ulang. Dan, faktanya ia masih bermain lagi di Wimbledon.
"Saya mengatakan kepadanya di net bahwa dia adalah pahlawan saya. Selain pencapaian, untuk bisa kembali dengan cedera seperti ini dan memainkan tenis yang dia mainkan, itu adalah Andy yang antik. Sangat menyenangkan untuk dilihat sebagai penggemar,” ujarnya.
Dan Evans merasa kegagalan tersebut terasa menyakitkan. Pasalnya, ia memiliki kesempatan melaju lebih jauh jika melihat lawannya adalah pemain muda yang baru naik daun.
"Rasanya seperti saya kehabisan waktu. Itu adalah kesempatan bagus di kandang. Sulit untuk keluar seperti itu,” ujarnya.