REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali menegaskan, pemerintah akan memperketat naturalisasi pemain di semua cabang olahraga. Menurutnya, lebih baik baik memanfaatkan potensi pemain dalam negeri ketimbang mencari pemain dari luar negeri.
Hal ini disampaikan Zainudin untuk menanggapi rencana PSSI yang ingin menaturalisasi pemain-pemain untuk kebutuhan tim nasional Indonesia atas rekomendasi pelatih timnas Shin Tae Yong.
“Untuk naturalisasi akan saya perketat untuk semua cabang olahraga. Kami akan lihat seberapa besar urgensinya. Sebaiknya memanfaatkan potensi yang ada,” kata Zainudin dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (3/7).
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan karena pemerintah ingin membangun prestasi berdasarkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang sudah disusun bersama stakeholder olahraga saat ini.
“Tidak boleh lagi kita mengharapkan prestasi secara instan, itu tidak bagus untuk pembinaan prestasi jangka panjang yang berkesinambungan,” ujarnya.
Khusus untuk naturalisasi di cabang olahraga sepak bola, Zainudin berpendapat hal itu tidak efektif dalam pembentukan timnas. Sebab, kualitas pemain yang dinaturalisasi tidak terlalu berbeda dengan pemain asli dalam negeri.
“Pada saat turnamen pra musim Piala Menpora yang lalu, saya sangat serius memperhatikan kualitas pemain naturalusasi itu. Mereka belum bisa jadi panutan bagi para pemain asli kita,” ujarnya.
Ia mencontohkan pada salah satu pertandingan justru pemain naturalisasi tidak memberi contoh bermain sepak bola dengan baik sampai pemain tersebut harus dikeluarkan oleh wasit karena terkena kartu merah.
“Yang lebih mengecewakan lagi ada pemain naturalisasi yang dipanggil untuk memperkuat timnas dan akan bertanding di luar negeri malah beralasan macam-macam dan pulang ke kampung halamannya,” ujarnya.
Menurutnya, perilaku pemain naturalisasi tersebut menunjukan tidak ada kepeduliannya terhadap kepentingan nasional Indonesia.
“Dia sekedar main sepakbola saja tapi jiwa patriotisme dan nasionalisme rendah, sangat beda dengan pemain yang memang asli lahir, besar dan hidupnya di Indonesia,” katanya.