Senin 05 Jul 2021 07:02 WIB

Mampukah Patrick Vieira Berjaya Bersama Crystal Palace?

Vieira memiliki sedikit pengalaman manajerial sebagai pelatih Nice dan NYC.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Patrick Vieira.
Foto:

Setelah empat tahun, Vieira pergi untuk mengelola New York City, klub saudara Manchester City. Pada tahap itu ia disebut-sebut sebagai pelatih masa depan Manchester City. Mungkin ia akan mengambil alih saat kontrak tiga tahun Pep Guardiola berakhir. Dengan pengalamannya di Major League Soccer (MLS) AS, ia hampir terlihat sebagai bagian dari proses karier kepelatihannya.

Vieira memenangkan lebih banyak pertandingan musim reguler MLS daripada pelatih lain selama waktunya di AS, tetapi timnya kalah di perempat final play-off di kedua musim penuhnya.

Pada Mei 2018, Guardiola memperpanjang kontraknya di City selama tiga tahun lagi, yang berarti pekerjaan di posisi pelatih the Citizens tidak akan tersedia dalam waktu dekat.

Selain itu, kegagalan Vieira untuk melewati babak pertama play-off dengan skuad yang bermaterikan Frank Lampard, Andrea Pirlo, dan David Villa meragukan kemampuannya.

Kurang dari sebulan setelah kontrak baru Guardiola, Vieira meninggalkan kandang klub sepak bola City untuk memimpin Nice di tanah kelahirannya.

Ekspektasinya relatif rendah di sana, dengan finis di posisi teratas sebagai ekspektasi utama. Nice finis ketujuh di musim pertamanya sebagai pelatih. Musim berikutnya bahkan lebih baik karena Nice finis di urutan kelima, dengan musim liga dihentikan setelah 28 pertandingan karena pandemi Covid-19.

Akan tetapi Vieira dipecat di pertengahan musim ketiga setelah lima kekalahan beruntun. Nice juga tersingkir dari Liga Europa dan menempati posisi ke-11 di Ligue 1.

Pada saat itu, hanya empat pelatih Ligue 1 yang memenangkan lebih banyak pertandingan atau mendapatkan lebih banyak poin daripada dia. Vieira pun dibandingkan dengan pelatih lain yang mengelola 20 pertandingan atau lebih di Ligue 1 selama dua setengah tahun di Nice (total 28 pelatih).

Vieira dikenal karena gaya sepak bolanya yang atraktif bersama NYC, tetapi pengalamannya bersama Nice, klub Eropa tanpa pemain terbaik di liga, mungkin lebih relevan dengan Palace.

Beberapa kritik mengalir selama Vieira membesut Nice termasuk kurangnya kreativitas, masalah dengan perekrutan, dan kegagalan untuk menemukan tim terbaiknya. Ada laporan bahwa dia kehilangan rasa hormat di ruang ganti dan para penggemar juga menentangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement