REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pelatih AC Milan, Stefano Pioli bereaksi jelang dimulainya musim baru. Genderang perang berbunyi.
Rossoneri kembali ke Liga Champions. Dalam tujuh tahun sebelumnya, Milan absen dari kompetisi terelit benua biru.
Jelas, kubu merah hitam mendapat tantangan berkelas. Tak hanya di Eropa, menurut Pioli, persaingan di Serie A juga semakin memanas.
"Kami tidak boleh membatasi diri kami sendiri. Ini akan menjadi musim yang sulit, karena ada tujuh tim yang berjuang untuk posisi empat besar," kata allenatore kelahiran Parma ini, dikutip dari Football Italia, Jumat (23/7).
Di era Pioli, Milan berproses menjadi lebih baik. Apa rahasianya?
Ia merasa, kekompakan anak asuhnya terus bertambah. Itu dimulai dari rapat lewat zoom di pekan perdana era Lockdown, tahun lalu.
Semua bisa lebih mengenal satu sama lain. Ini berdampak nyata terhadap penampilan mereka di lapangan.
"Kami berbicara tentang kehidupan kami, bukan hanya seputar sepak bola," ujarnya.
Ia menegaskan, semangat untuk mengutamakan kepentingan tim menjadi harga mati. Itulah mengapa Italia bisa menjadi juara Piala Eropa 2020.
Spirit yang sama, tumbuh di skuat Il Diavolo. Sebuah klub didominasi pemain muda. Ada beberapa sosok senior berada di Milan. Dua di antaranya Zlatan Ibrahimovic, dan Simon Kjaer.
"Ibrahimovic banyak membantu saya, dia adalah contoh dalam segala hal yang dia lakukan. Dia menuntut yang terbaik dari dirinya dan orang lain. Zlatan dan Simon telah mengubah tim, tidak hanya secara teknis, tetapi terutama dalam hal moral," ujar Pioli.