REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pebulu tangkis putri nasional spesialis ganda, Greysia Polii, mengaku tegang menjelang pertandingan Olimpiade. Padahal ia sudah ketiga kalinya mengikuti ajang olahraga terbesar di dunia itu.
"Tegang pasti ada, justru bagus kalau tegang berarti siaga dalam persiapan," kata Greysia dalam keterangan resmi PBSI, Jumat (23/7).
Menurut dia, merasakan Olimpiade pada tiga edisi berbeda merupakan hal luar biasa, apalagi dia melakoninya dengan tiga pasangan berbeda. Olimpiade yang diikuti pertama kali adalah London 2012 yang saat itu berpasangan dengan Meiliana Jauhari. Empat tahun berikutnya dalam Olimpiade Rio 2016, Greysia menggandeng Nitya Krishinda Maheswari. Saat ini di Tokyo 2020, Greysia berpasangan dengan Apriyani Rahayu.
"Puji Tuhan saya diberikan kesempatan untuk mewakili Indonesia di tiga Olimpiade. Walau di dua edisi sebelumnya saya belum bisa menyumbang medali tapi pengalaman ini adalah sesuatu yang luar biasa," kata dia.
"Tokyo 2020 mungkin akan jadi Olimpiade terakhir saya. Semoga saya dan Apri bisa memberikan yang maksimal untuk Indonesia," sambung Greysia.
Pebulu tangkis berusia 33 tahun itu juga menceritakan pengalaman seputar Olimpiade yang dirasakannya. Salah satu yang paling menyenangkan dan dirindukan Greysia dari Olimpiade adalah suasana di perkampungan atlet.
"Kami merasa seperti punya dunia sendiri karena banyak sekali orang tapi mereka semua itu atlet dari seluruh dunia," ujar dia.
Sementara di Tokyo, Greysia menilai Olimpiade kali ini punya hal menarik seperti makanan yang lebih enak dibanding dua ajang sebelumnya. Selain itu, tempatnya nyaman. Kebetulan ia mendapat apartemen yang menghadap ke laut dan Kota Tokyo.
"Bagus sekali. Udara juga bersih dan area sekitar perkampungan nyaman untuk atletnya," kata dia.
Greysia/Apriyani akan menjadi pebulu tangkis Indonesia pertama yang tampil Sabtu (24/7) untuk menghadapi ganda putri Malaysia Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean dalam fase penyisihan cabang olahraga bulu tangkis ganda putri Grup A.