REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Genderang Olimpiade Tokyo 2020 telah ditabuh pada Jumat, 23 Juli 2021. Ajang multievent ini jelas menjadi altar bagi para atlet dunia untuk unjuk kebolehan sekaligus menggores tinta sejarah bagi negaranya.
Meski terasa getir karena badai pandemi Covid-19, negara penyelenggara Jepang akhirnya memberikan keputusan matang untuk tetap melaksanakan hajatan megah empat tahun sekali tersebut. Olimpiade diharapkan dapat menciptakan kegembiraan serta emosi besar di seluruh dunia. Pasalnya, ribuan atlet dan ofisial bakal berkumpul di Tokyo.
Event ini jelas merupakan simbol harapan yang bisa menyatukan dan mengubah wajah dunia. Apalagi, seperti disinggung di atas, ini bisa menjadi panggung bagi para atlet dalam menunjukkan performa terbaiknya.
Menarik pula menilik para atlet yang paling banyak memenangkan medali dalam sejarah penyelenggaraan Olimpiade. Sebagaimana dikutip Marca, Jumat (23/7), atlet paling sukses sepanjang masa merujuk pada nama perenang putra Amerika Serikat (AS), Michael Phelps, yang sukses meraih 28 medali.
Adapun ke-28 medali itu terbagi dengan 23 medali emas, tiga medali perak, dan dua medali perunggu. Phelps menindaklanjuti enam medali emas dan dua medali perunggu di Athena 2004 dengan menyapu bersih delapan medali emas di Beijing empat tahun kemudian.
Pada Olimpiade London 2012, atlet renang putra pasangan dari Fred dan Debbie Phelps itu menambahkan empat medali emas dan dua medali perak, sebelum mengakhiri kariernya di Olimpiade dengan lima medali emas dan satu medali perak di Rio de Janeiro, Brasil, pada 2016.
Kemudian terselip nama pesenam Larisa Latynina, atlet putri dari Uni Soviet yang sukses menggondol 18 medali medio 1956 hingga 1964. Latynina mengultuskan dirinya sebagai Olympian putri tersukses sepanjang masa. Pada Olimpiade Melbourne 1956 ia memenangkan empat medali pertama dari sembilan medali emasnya, satu dari lima medali peraknya, dan yang pertama dari empat medali perunggu.
Pesenam asal Uni Soviet yang memiliki darah Ukraina itu juga tampil menawan dalam Olimpiade Roma 1960, dengan tiga medali emas, dua medali perak, dan satu medali perunggu, sebelum memenangkan dua medali emas, dua medali perak, dan dua medali perunggu di Tokyo pada 1964. Berkat kesuksesan tersebut namanya lantas diabadikan dalam International Gymnastics Hall of Fame pada 1998.
Tempat ketiga dalam klasemen atlet terbaik sepanjang masa pada gelaran Olimpiade menjadi milik pemain ski Norwegia Marit Bjorgen dan pesenam Soviet Nikolay Andrianov yang masing-masing mengumpulkan 15 medali.
Olympian dengan lebih dari 10 medali Olimpiade di posisi keempat, ditempati empat atlet yang masing-masing memiliki 13 medali, yaitu pemain ski Norwegia Ole Einar Bjorndalen, pesenam Soviet Boris Shaklin, pesenam Italia Edoardo Mangiarotti, dan pesenam Jepang Takashi Ono.
Berbicara Olimpiade, maka tak lepas dari peran dan kesan dari para atlet yang menuai prestasi pun medali. Selama bertahun-tahun sudah barang tentu aksi mereka menjadi suguhan utama.
Michael Phelps, Larisa Latynina, Edoardo Mangiarotti, dan Takashi Ono telah menasbihkan dirinya sebagai atlet paling berprestasi di ajang Olimpiade. Namun, perjalanan untuk nama-nama baru masih akan dinanti.