REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Dua petenis unggulan Novak Djokovic dan Daniil Medvedev meminta kepada pihak penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 untuk mengubah jadwal pertandingan tenis lantaran alasan kondisi lapangan.
Dalam pernyataanya petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic menyebut kondisi lapangan sangat terik yang diklaim bakal membuat para pemain berada dalam kondisi sulit.
"Saya tidak mengerti mengapa mereka tidak memulai pertandingan tenis pada jam 3 sore. Kami masih memiliki tujuh jam untuk bermain. Mereka memiliki lampu di semua lapangan," kata Djokovic menjelaskan dilansir BBC Sports, Sabtu (24/7).
Petenis asal Serbia, yang mengalahkan pemain Bolivia Hugo Dellien 6-2 6-2 dalam pertandingan pembukaannya mengatakan, permintaan itu memiliki alasan mendasar mengingat kondisi tersebut bakal membuat para pemain mengalami dehidrasi.
Pasalnya pertandingan tenis yang berlangsung di Ariake Tennis Parks pada jam 11 siang waktu setempat dinilai cukup menyulitkan para atlet.
"Anda merasa memiliki beban di pundak karena panas dan kelembaban udara. Kaki Anda merasa lambat, dan saya berbicara dengan beberapa orang di ruang ganti bahwa mereka juga mengatakan hal yang sama," sambung Djokovic.
Senada dengan Djokovic, petenis nomor dua dunia Medvedev, juga menyerukan untuk memikirkan kembali penjadwalan, dan menambahkan itu adalah lelucon bahwa pemain hanya diizinkan satu menit pada pergantian daripada 90 detik seperti biasanya.
Di sisi lain Badan Pengatur Dunia dalam sebuah pernyataannya menyatakan dengan tegas alasan mereka tetap memberlangsungkannya pertandingan pada jam 11 siang lantaran kesehatan pemain.
"Pertimbangan besar diambil karena dibuat berdasarkan data, acara sembilan hari serta untuk mengakomodasi faktor-faktor seperti pembatasan otoritas lokal karena Covid-19 pun ketidakpastian dari cuaca," demikian pernyataan tersebut.
Tampil di Olimpiade Tokyo 2020 membuat kans Novak Djokovic meraih Golden Slam terbuka. Titel Golden Slam diberikan kepada petenis yang berhasil menjuarai 4 turnamen Grand Slam dan meraih medali emas Olimpiade dalam satu tahun yang sama.
Sebelumnya Nole, sapaan akrab Djokovic sudah meraih gelar juara di tiga Grand Slam yang bergulir tahun ini, yakni Australian Open, French Open, dan Wimbledon.
Apabila menjadi juara di Olimpiade Tokyo dan US Open yang bergulir September nanti, petenis yang menyukai klub sepak bola AC Milan itu akan menjadi petenis pria pertama yang meraih gelar Golden Slam.