REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokyo, tuan rumah Olimpiade Musim Panas, bersiap menghadapi badai yang mulai mengganggu jadwal kompetisi Olimpiade. "Ada beberapa olahraga yang terkena dampak cuaca," kata Direktur Olahraga Tokyo Games Mikako Kotani dikutip dari Reuters, Ahad (25/7).
"Kami sedang berdiskusi dengan federasi internasional - jika mereka mengusulkan untuk mengubah jadwal, kami akan mempertimbangkan opsi itu."
Pola cuaca musim panas Jepang yang panas, basah, dan tidak stabil telah menjadi perhatian jelang Olimpiade, yang digelar di bawah keadaan darurat Covid-19 setahun setelah ditunda karena pandemi. Badai tropis Nepartak tampaknya tidak akan membahayakan ibu kota.
Bahkan, badai itu diperkirakan akan melemah saat melanda Tokyo pada Selasa (27/7). Namun, kemungkinan hujan dan angin akan mengikuti panas yang hebat.
Kondisi tersebut telah menyebabkan seorang pemanah Olimpiade jatuh pingsan dan para pemain skateboard mengeluhkan kondisi yang tak tertahankan pada 09.00. Panas terik di bulan Juli di Tokyo, yakni suhu tinggi sekitar 35 derajat Celcius yang berpadu dengan suhu lembab, mendorong penyelenggara untuk memindahkan acara maraton ke utara Jepang ke Hokkaido.
Badai menuju pantai timur Jepang berisiko meningkatkan tingkat limbah untuk olahraga air di Teluk Tokyo jika membanjiri sistem drainase yang berusia seabad. Tingkat berbahaya E.coli memaksa pembatalan para-triathlon dua tahun lalu di perairan tersebut saat menjadi tuan rumah acara renang triathlon dan maraton.
Event dayung pada Selasa menjadi terganggu dengan pertandingan dijadwalkan ulang. Acara dayung Senin telah dipindahkan ke Ahad untuk mengantisipasi badai.
Direktur Olahraga Komite Olimpiade Internasional (IOC), Kit McConnell, mengatakan angin akan menjadi masalah umum yang dibawa badai tersebut. "Terkadang angin tidak cukup untuk berlayar dan mengganggu untuk mendayung," katanya. "Ini adalah bagian normal dari setiap Olimpiade."
Sementara itu, peselancar tidak terganggu dengan adanya badai. "Ada ombak yang bagus, ada topan kuat di sini di lepas pantai Jepang dan kita tahu bahwa ombaknya semakin besar," kata Presiden Asosiasi Selancar Internasional Fernando Aguerre.
Beberapa pertandingan di Piala Dunia Rugbi 2019, yang digelar pada musim topan Jepang, dibatalkan karena badai. Nepartak, badai tropis yang saat ini ada di Pasifik, menuju barat laut ke Iwaki, sekitar 200 km dari Tokyo.
Badan Meteorologi Jepang memperkirakan 80 persen kemungkinan hujan pada hari Selasa, dengan angin yang agak kencang, menurunkan suhu tinggi hingga 27 derajat celcius, yang tadinya diperkirakan 32 derajat celcius.